Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2016, 23:02 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com-
Pemanfaatan gas bumi yang dikelola Perusahaan Gas Negara (PGN) tidak hanya dinikmati industri besar. Penggunaannya pun makin menyebar di rumah tangga, termasuk usaha rakyat berbasis perumahan.

“Kami sudah memakai gas bumi sejak 2010,” ujar pemilik usaha kue Die Va Cake & Cookies, Elfa Susanti ditemui Kompas.com, Selasa (12/4/2016).

Usaha Elfa merupakan salah satu di antara puluhan rumah tangga pembuat kue di Rungkut Lor, Kota Surabaya, Jawa Timur. Permukiman ini bahkan sudah mendapat label sebagai salah satu Kampung Kue di kota ini.

Bersama Elfa, ada sekitar 40 keluarga yang punya usaha sejenis. Satu jenis kue bikinan keluarga Elfa yang tak banyak ada adalah jenang jagung.

Sama dengan Elfa, hampir sebagian besar dapur-dapur di Kampung Kue telah menggunakan gas bumi, yang belakangan ditangani oleh PGN. Dengan bahan bakar tersebut, Elfa mengaku dapat menekan ongkos produksi.

Ketika masih menggunakan gas dalam kemasan tabung, Elfa mengaku butuh satu sampai dua tabung ukuran 3 kilogram per hari untuk produksi kue. "Ongkos rata-rata per hari Rp 25.000. Kalau sebulan sudah Rp 600.000,” hitungnya.

Sejak memakai gas bumi melalui jaringan PGN, Elfa mengaku tagihan per bulan hanya berkisar Rp 250.000 sampai Rp 300.000. “Bisa menghemat hingga 50 persen,” ungkap dia.

KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES Nurul Fathana (61 tahun), mengaduk adonan bahan jenang jagung di dapurnya, di Kampung Kue, Rungkut Lor, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/8/2016)

Bagi usaha seperti milik Efa dan para tetangganya, penghematan sebanyak itu bukan angka yang kecil. Terlebih lagi, harga jual kue mereka ke pedagang pasar atau pedagang kulakan relatif murah, di kisaran Rp 1.000 - Rp 3.000 per potong.

Selain menghemat ongkos produksi, Elfa mengaku penggunaan gas bumi lewat pipa ini lebih praktis. Sederhana saja, tak perlu ada cerita kehabisan gas pada tengah malam di tengah proses produksi, seperti risiko bila memakai gas dalam tabung.

Perhitungan tersebut penting pula bagi usaha Elfa. Proses produksi kue di rumahnya baru dimulai pada pukul 21.00 WIB. Repot, kata Elfa, bila sampai kue yang sedang dipanggang di oven tak terbakar sempurna hanya gara-gara pembakaran terhenti karena aliran gas terhenti.

Selain praktis, Elfa juga mengaku tidak was-was karena takut terjadi kebocoran. “Pemakaiannya mudah, kalau tidak sedang digunakan tinggal tutup keran,” imbuh dia.

Memulai dari hobi

Sehari-harinya Elfa adalah seorang ibu rumah tangga dengan dua anak. Produksi kue sudah dimulainya sejak 2002, yaitu ketika anak keduanya lahir.

“Saya berhenti kerja dan mulai fokus jaga anak. Nah ibu saya dari dulu sudah membuat dan berjualan kue. Ya sudah, saya ikutan untuk cari tambahan (penghasilan),” kisahnya.

KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES Jenang jagung Surabaya di cetakan, baru saja matang dari proses pengolahan. Kompas.com menyambangi dapur pembuatan jenang jagung yang terasa "kres-kres" saat dikunyah ini di Kampung Kue, Rungkut Lor, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/8/2016)

Nama toko kuenya pun saat ini dibuat mendadak. “Pakai gabungan nama saya dan suami—Trisnanto Rinaldy—jadilah Die Va,” kenangnya.

Awalnya, produksi kue Elfa hanya berjumlah puluhan. Namun, sekarang usahanya sudah meningkat pesat.

“Pemesanan sudah banyak. Pernah kok (kue) kami dipesan oleh hotel-hotel yang jumlahnya ribuan (kue),” ujarnya lagi.

Beberapa kue yang diproduksi oleh usaha rumahan milik Elfa adalah jenang jagung, pie buah, pastel, lemper, risoles, arem-arem, dan aneka kue kering. Kue-kue yang diproduksi Elfa kemudian mulai dipasarkan pukul 03.00 WIB di pelataran rumah.

Proses produksi dan cerita di balik pembuatan kue buatan keluarga Elfa, dapat disimak pula dalam video berikut ini:

Kompas Video Rahasia "Kres-kres" Jenang Jagung Surabaya

Elfa dan Kampung Kue di Rungkut Lor bukan satu-satunya penerima manfaat dari kehadiran gas bumi yang disalurkan PGN. Hingga triwulan I/2016, pelanggan gas bumi PGN di Jawa Timur terdata 454 industri, 212 usaha komersial dan usaha kecil, serta 20.111 pelanggan rumah tangga.

Secara nasional, hingga semester I/2016, PGN telah memiliki 119.855 pelanggan, dengan 116.400 pelanggan di antaranya berasal dari kelompok rumah tangga. PGN melayani pula 1.900 usaha komersial—termasuk usaha seperti milik Elfa—serta 1.580 industri berskala besar dan pembangkit listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com