Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat Digital Banking, QNB Indonesia Luncurkan Aplikasi DooEt+

Kompas.com - 02/11/2016, 17:49 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sektor perbankan Indonesia semakin maju dan berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi.

Untuk dapat memenangi persaingan dalam memperoleh basis nasabah, perbankan semakin mempertajam inovasi dalam memberikan produk dan layanan kepada nasabah yang kebutuhannya semakin beragam.

Dengan beragamnya inovasi produk dan layanan, maka perbankan akan memperoleh penambahan nasabah.

PT Bank QNB Indonesia Tbk menyatakan, cara yang ditempuh perseroan untuk memperkuat basis nasabah ritel adalah dengan memperkuat digital banking.

R Andi Kartiko Utomo, Head of E-banking & Non Traditional Banking QNB Indonesia menjelaskan, saat ini bisnis digital banking di Indonesia adalah sebuah keniscayaan.

Hal ini sejalan dengan perkembangan dunia digital dan penetrasi ponsel pintar yang semakin berkembang di Tanah Air.

Untuk bersaing dengan perbankan besar yang termasuk kategori Bank Umum Kelompok Usaha (IV), Andi mengaku perseroan sulit untuk menyaingi. Akan tetapi, perseroan sadar bahwa digital banking adalah sektor bisnis yang dapat dimasuki.

“QNB melihat digital banking menjadi playing field yang mungkin kita bisa bersaing di situ,” jelas Andi ketika berbincang dengan wartawan di kantornya di Jakarta, Rabu (2/11/2016).

Andi mengungkapkan, saat ini QNB Indonesia telah membentuk divisi khusus yang menangani digital banking.

Tidak berhenti di situ, perseroan juga menghadirkan produk digital banking berupa aplikasi digital yang dinamakan DooEt+.

Menurut Andi, DooEt+ adalah kependekan dari Direct One on One Electronic Transaction. Aplikasi yang dapat diunduh untuk ponsel pintar ini menawarkan transaksi perbankan seperti transfer uang, pembelian pulsa ponsel, pembayaran tagihan listrik, dan pembayaran tagihan kartu kredit.

Ke depan, kata Andi, perseroan akan terus menambah fitur menarik lainnya untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan dan keuangan.

Andi menyatakan, pihaknya berharap kehadiran aplikasi tersebut dapat menambah basis nasabah, khususnya di segmen ritel di kalangan generasi muda. Selain itu, aplikasi ini juga diharapkan menjadi sumber dana dan pendapatan bagi bank.

“Ini menjadi salah satu strategi untuk mengakuisisi nasabah. Kita juga mengharapkan ini menjadi sumber dana dan pendapatan, bisa menambah fee based income (FBI),” jelas Andi.

Saat ini, DooEt+ telah memiliki sekira 2.000 pengguna. Andi menyatakan, QNB Indonesia berharap jumlah nasabah dapat terus bertambah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

Whats New
BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

Whats New
Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

Whats New
IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Whats New
Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Whats New
RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

Whats New
OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

Whats New
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Whats New
[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

Whats New
Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai 'Take Off', Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai "Take Off", Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

Whats New
Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Earn Smart
Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

Whats New
Cara Migrasi PLN Pascabayar ke Prabayar lewat Aplikasi

Cara Migrasi PLN Pascabayar ke Prabayar lewat Aplikasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com