Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut BI, Ini Dua Penyebab Penyaluran Kredit Masih Lesu

Kompas.com - 03/11/2016, 18:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan ingin terus mendorong pertumbuhan kredit perbankan agar lebih tinggi.

Pasalnya, hingga bulan September 2016, pertumbuhan kredit masih di bawah 7 persen. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, bank sentral sudah mengambil langkah guna mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk pertumbuhan kredit.

Salah satu langkah tersebut adalah menurunkan suku bunga acuan sebesar 1,5 persen selama tahun 2016.

Tidak hanya itu, bank sentral juga telah mengendorkan likuiditas guna memastikan perbankan memiliki likuiditas yang cukup untuk menyalurkan kredit.

Perry menuturkan, BI pun telah melakukan relaksasi kebijakan makroprudensial agar pertumbuhan kredit dapat terjadi.

Namun, Perry memandang ada dua hal yang menjadi faktor melambatnya pertumbuhan kredit. Pertama, ada kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan.

"Karena ada kenaikan NPL maka bank menaikkan cadangan untuk kredit macet. Makanya suku bunga kredit baru turun 60 basis poin padahal kami sudah menurunkan suku bunga kebijakan 1,5 persen. Cost of fund sudah turun, cuma suku bunga kredit belum turun karena bank menaikkan cadangan," jelas Perry di kantornya di Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Adapun faktor kedua menurut Perry adalah utilisasi kapasitas sektor swasta masih berada pada level 76 persen.

Umumnya, investasi swasta akan baik apabila utilisasi kapasitas berada di atas 85 persen. Namun, menurut Perry, saat ini bank sentral melihat adanya indikasi sejumlah korporasi swasta mulai menambah investasinya.

Ini terlihat dari impor non migas yang tumbuh positif karena impor bahan baku dan barang modal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com