Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejutan Trump Berakhir, Harga Minyak Kembali Turun

Kompas.com - 11/11/2016, 13:02 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak tergelincir pada Kamis atau Jumat (11/11/2016) waktu Indonesia, karena pasar pulih dari kejutan atas kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang.

Pasar kembali mengkhawatirkan kelebihan pasokan, serta mengantisipasi langkah organisasi negara-negara eksportir minyak, OPEC, mencapai kesepakatan untuk memotong produksi pada akhir bulan ini.

Sebagian besar pelaku pasar menepis kerugian pasca-pemilu dan bangkit kembali pada hari Kamis. Tetapi minyak masih menghadapi banjir pasokan yang telah membuat harga di bawah tekanan untuk lebih dari dua tahun terakhir.

Harga acuan West Texas Intermediate (WTI) untuk Desember turun 61 sen atau 1,4 persen di level 44,66 dollar AS per barel. Harga acuan Brent untuk Januari turun 52 sen atau 1,1 persen ke level 45,84 dollar AS per barel.

Badan Administrasi Informasi Energi AS, melaporkan kenaikan 2,4 juta barel dalam persediaan minyak mentah domestik menjadi 485 juta barel pekan lalu. Di sisi lain, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan, pasar global akan tetap surplus kecuali OPEC dapat mencapai kesepakatan pada pertemuan 30 November mendatang.

"Jika surplus pasokan tetap pada tahun 2017, harus ada beberapa risiko harga jatuh kembali," kata IEA dalam laporan bulanannya.

Analis dari Forex.com, Fawad Razaqzada mengatakan, harga kemungkinan akan rebound, setidaknya untuk sementara, dalam beberapa hari mendatang dan mungkin menembus 50 dollar AS per barel karena para pedagang menyimpan harapan kesepakatan OPEC.

"Meskipun ada begitu banyak keraguan tentang prospek pemotongan produksi atau membekukan kesepakatan antara OPEC dan Rusia, kesepakatan masih mungkin," katanya.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak pada hari Kamis mengatakan, ia melihat peluang yang lebih tinggi untuk mencapai kesepakatan dari sebelumnya, yakni produksi minyak mentah global dapat dipertahankan pada November jika kesepakatan tercapai.

Rusia merupakan salah satu negara di luar OPEC yang ikut mempengaruhi produkai minyak global.

Sementara itu, investor masih menilai dampak dari pemilihan Trump, yang sikap anti-perdagangannya memiliki potensi untuk mempengaruhi ekonomi global.

"Setiap pelambatan akan menyebabkan pertumbuhan permintaan minyak yang lebih rendah dan menunda pemulihan di pasar minyak," kata Paul McConnell, analis di Wood Mackenzie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com