Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Siap Telusuri Potensi Korupsi Mangkraknya 34 Pembangkit Listrik

Kompas.com - 12/11/2016, 15:32 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengatakan, sudah banyak laporan yang masuk ke pihaknya terkait mangkraknya 34 pembangkit listrik.

Namun, hingga saat ini KPK belum secara spesifik melakukan penelusuran potensi korupsi yang ada di 34 pembangkit listrik yang mangkrak tersebut.

"Pengaduan sudah banyak, tetapi sejauh ini kami memang belum melakukan spesifikasi ke kasus ini, kita masih menunggu," ujar Saut saat menghadiri acara paguyuban Mas TRIP di gedung Perbanas, Jakarta, Sabtu (12/11/2016).

Menurut Saut, KPK akan melakukan penyelidikan terhadap 34 pembangkit yang mangkrak tersebut, meski tanpa adanya instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bentuk keseriusan KPK dalam menelusuri potensi korupsi di 34 pembangkit listrik yang mangkrak ini pun direspon KPK dengan mengirim anggotanya ke sejumlah daerah untuk menyelediki masalah ini.

"Diminta atau pun tidak diminta akan kita telusuri, kita digaji untuk itu, KPK digaji negara untuk cari pelaku korupsi, diminta atau pun tidak diminta Presiden kita harus turun," ucap Saut.

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basyir mengatakan, 34 pembakit tersebut merupakan warisan direksi PLN di masa lalu, yang memenangkan pengembang dalam tender pembangunan pembangkit listrik berdasarkan harga paling murah.

Menurut Sofyan, karena harga murah membuat pengembang pembangunan pembangkit tersebut teledor, sehingga terjadi salah perhitungan baik konstruksi maupun lokasi pembangunan pembangkit.

Karena menyadari adanya salah perhitungan dan berisiko mengalami kerugian, maka pengembang tersebut tidak bertanggungjawab‎, pergi meninggalkan proyek sebelum diselesaikan.

Berikut 34 pembangkit listrik yang mangkrak tersebut:

Sumatera

PLTU Tembilahan (EPC) berkapasitas 2x7 Mega Watt (MW).
PLTU Kuala Tungkal berkapasitas 2x7 MW
PLTU Bengkalis berkapasita 2x10 MW
PLTU Ipuh Seblat berkapasitas 2x3 MW
PLTU Tembilahan (IPP) berkapasitas 2x5,5 MW

Kalimantan

PLTU Kuala Pambuang berkapasitas 2x3 MW
PLTU‎ Malinau berkapasita 2x3 MW
PLTU Parit Baru berkapasita 2x50 MW
PLTU Bengkayang berkapasita 2x27,5 MW
PLTU ‎Tanjung Redep berkapasitas 2x7 MW
PLTU Tanjung Selor berkapasita 2x7 MW
PLTU Sampit berkapasita 2x25 MW
PLTU Buntok berkapasitas 2x7 MW
PLTU Kotabaru berkapasita 2x7 MW
PLTU Tarakan berkapasita 2x7 MW

Sulawesi dan Nusa Tenggara

PLTU Jempana berkapasita 2x9 MW
PLTU Buleleng berkapasita 2x0,6 MW
PLTU Gorontalo berkapasita 2x25 MW
PLTU Kendari Ekspansi berkapasita 1x10 MW
PLTU Lapal 2 berkapasitas 2x3 MW
PLTU Talaud berkapasita 2x3 MW
PLTU Alor berkapasitas 2x3 MW
PLTU Atambua berkapasitas 4x6 MW
PLTU Rote Ndao berkapasita 2x3 MW
PLTU Sumbawa Barat berkapasita 2x7 MW
PLTU NTB Bima berkapasitas 2x10 MW
PLTU Bau-Bau berkapasitas 2x7 MW
PLTU Raha berkapasitas 2x3 MW
PLTU Wangi-Wangi berkapasitas 2x3 MW

Maluku-Papua

PLTU Sofifi berkapasitas 2x3 MW
PLTU Timika berkapasitas 4x7 MW
PLTU Waii Ambon berkapasitas 2x15 MW
PLTM Kalibumi berkapasita 2,6 MW
PLTU Jayapura berkapasitas 2x15 MW

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com