Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor-faktor Ini yang Bikin IHSG Dibuka Menghijau

Kompas.com - 16/11/2016, 11:58 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (16/11/2016) dibuka di level 5.112,49 pada pukul 09.00 WIB. Pada pukul 09.11 WIB, posisi IHSG di 5.139,19 atau naik 60,69 poin (1,19 persen).

Sementara pada penutupan perdagangan Selasa (15/11/2016) IHSG ditutup di level 5.078,50.

Menurut Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hamdi Hassyarbaini, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya, investor sudah mulai confident terhadap pasar di Indonesia.

"Kemarin itu (penurunan IHSG) hanya reaksi sentimental dari investor yang sesaat. Karena mereka melihat ketidakpastian di Amerika Serikat, karena terpilihnya Trump," kata Hamdi, ditemui usai pembukaan perdagangan, di Gedung BEI.

"Hari ini sudah mulai naik 1 persen lebih. Artinya, investor sudah mulai confident terhadap pasar. Karena secara fundamental bagus, sebagian besar saham di BEI bagus. Jadi sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucap Hamdi.

Faktor lain dari eksternal yang membuat penguatan IHSG pada perdagangan pagi ini adalah naiknya harga minyak. Sementara itu, dari dalam negeri, rilis data ekspor yang menunjukkan peningkatan turut membantu kenaikan IHSG.

"Di domestik, makro ekonomi juga bagus, inflasi bisa ditahan di level yang rendah. BI juga sudah menurunkan repo rate menjadi 4,75 persen," kata Hamdi.

Mengenai volatilitas yang masih tinggi, Hamdi menilai itulah dinamika pasar modal. Menurut Hamdi, bagi sebagian orang atau investor, volatilitas inilah yang justru menarik.

"Kalau pasar modal diam-diam saja malah enggak menarik. Bagi sebagian investor malah menarik (yang bergejolak). Ketika turun 4 persen saatnya beli. Sekarang sudah naik, mereka dapat keuntungan," ucap Hamdi.

Lebih jauh dia menambahkan, saat ini otoritas lebih menaruh perhatian pada nilai tukar. Sebab, rencana Trump untuk memperbesar belanja pemerintah AS masih berpotensi mengerek suku bunga acuan Fed secara signifikan.

"Kalau di sana bunganya naik, orang yang punya duit, akan memindahkan ke sana," kata Hamdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com