Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PEFC Targetkan Sertifikasi 350 Juta Hektar Hutan Industri di Seluruh Dunia

Kompas.com - 16/11/2016, 14:22 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Programme for the Endorsment of Forest Certification (PEFC) menargetkan bisa melakukan sertifikasi hingga 350 juta hektar hutan industri di seluruh dunia dalam beberapa tahun ke depan.

General Secretary PEFC Ben Gunneberg menuturkan, hingga saat ini pihaknya telah melakukan sertifikasi terhadap sekitar 300 juta hektar hutan di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, luasan hutan di Indonesia yang telah disertifikasi mencapai 1,7 juta hektar.

"Dalam 3-4 tahun ke depan, kami akan meningkatkan peran dengan melakukan sertifikasi terhadap kurang lebih 50 juta hektar hutan di seluruh dunia sehingga total mencapai 350 juta hektar hutan," ujarnya dalam konferensi pers seusai pertemuan PEFC, Rabu (16/11/2016).

Menurut Gunneberg, Kanada dan Amerika Serikat menjadi dua negara terbesar yang hutan industrinya telah disertifikasi. Ke depan, negara lain yang diharapkan bisa masuk sebagai salah satu penyumbang sertifikasi hutan terbesar adalah Rusia dan China.

Adapun Indonesia juga diharapkan bisa menjadi salah satu kontributor dalam hal sertifikasi hutan melalui PEFC.

Sementara itu, PEFC Council Board Member Peter Latham menuturkan, sertifikasi terhadap hutan industri semakin penting seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap kayu yang berasal dari hutan lestari.

Salah satu kawasan yang mensyaratkan adanya sertifikasi atas kayu adalah pasar di negara-negara Uni Eropa. Di luar itu, permintaan juga meningkat dari Jepang.

"Pasar semakin sadar mengena sustainability terhadap hutan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan sertifikasi terhadap kayu guna memastikan bahwa kayu tersebut berasal dari hutan lestari," jelasnya.

Hingga saat ini sudah ada 46 negara yang menjadi anggota PEFC, dan di luar itu masih banyak negara yang ingin bergabung dalam program ini.

Adapun Indonesia mulai masuk menjadi anggota PEFC sejak tahun 2011, dan sejak saat itu sertifikasi terhadap hutan-hutan industri terus dilakukan.

Ketua Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) Drajad Wibowo mengatakan, sejak masuk menjadi anggota PEFC, Indonesia mencatat perkembangan yang cukup pesat. Hal ini terlihat dari jumlah hutan yang disertifikasi yang mencapai 1,7 juta hektar hingga saat ini.

"Awalnya banyak yang meragukan bahwa Indonesia akan gagal menjadi PEFC, tapi nyatanya tidak. Justru perkembangannya pesat sekali," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com