Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Jengkel dengan Petugas Pajak yang Ditangkap KPK

Kompas.com - 22/11/2016, 14:26 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Sri Mulyani jengkel dengan oknum pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang ditangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Padahal, ia mengaku sudah mengingatkan semua pejabat di bawah Kementerian Keuangan, termasuk Ditjen Pajak, untuk memerangi praktik korupsi dan menjaga nama baik institusi.

"Ini kan (kasus korupsi) ketamakan yang tidak terbatas," ujar Menkeu di Kompleks Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (22/11/2016).

Menurut perempuan yang kerap disapa Ani itu, pejabat Ditjen Pajak yang dikabarkan menerima suap dari pengusaha telah mengkhianati institusi Ditjen Pajak. Padahal, Ditjen Pajak sedang membangun kembali kepercayaan masyarakat.

Pada 2010 lalu, Ditjen Pajak mendapat sorotan tajam dari publik lantaran seorang pegawainya, yakni Gayus Tambunan, tersandung kasus mafia pajak. Sri Mulyani menuturkan bahwa kasus Gayus telah melunturkan kepercayaan masyarakat pada Ditjen Pajak.

"Keuangan negara adalah uang rakyat. Harus dikelola oleh kita (pemerintah), bukan uang yang dimanfaatkan untuk kepentingan diri sendiri," kata Ani.

"Saya ingin memperkuat kemampuan dari institusi pajak sendiri di dalam internal untuk memerangi mereka-mereka yang menurut saya sudah mengkhianati sebagian besar dari Ditjen Pajak lakukan," ucap Ani.

Meski begitu, ia menilai bahwa langkah KPK sudah sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh Kemenkeu, yaitu memerangi korupsi. Bahkan, Ani mengungkapkan, langkah KPK menangkap oknum pejabat Ditjen Pajak juga atas koordinasi dengan Inspektorat Jenderal Kemenkeu.

Sebelumnya, penyidik KPK menangkap oknum pejabat di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Senin (21/11/2016).

Penyidik akan menentukan status oknum pejabat tersebut apakah ditetapkan sebagai tersangka atau tidak pada Selasa (22/11/2016) ini melalui proses gelar perkara.

"Hari ini kami ekspose dulu di depan pimpinan. Setelah itu akan kami (putuskan). Kami ada konferensi pers nanti," ujar Agus di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com