Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jurus Jitu BI Menata Likuiditas Perbankan di Saat Suku Bunga Tetap

Kompas.com - 23/11/2016, 05:12 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) sebenarnya memiliki ruang untuk memangkas suku bunga hingga 2017. Namun, langkah Bank Sentral untuk melonggarkan kebijakan moneternya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi terpaksa terhenti pasca Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS)

BI tidak bisa melawan kepanikan yang terjadi di pasar global, meski fundamental ekonomi Indonesia terbilang stabil.

Untungnya, Dewan gubernur BI tak mau mati langkah. Melalui perhelatan tahunan para bankir nasional atau yang lebih dikenal Bankers Dinner, BI tengah berhitung ulang terkait kebijakan Giro Wajib Minimum primer (GWM) perbankan.

BI berencana memberlakukan pembayaran GWM secara rata-rata atau secara teknikal disebut averaging GWM. Tujuannya, untuk memberi fleksibilitas kepada bank dalam mengatur likuiditasnya.

Menurut Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian, rencana BI ini akan menolong Perbankan dalam mengatasi ketersediaan likuiditasnya dibandingkan dengan yang saat ini berlaku bank harus membayarkan GWM setiap akhir hari.

Artinya, dengan membayarkan likuiditas secara rata-rata untuk suatu periode tertentu, perbankan memiliki ruang lebih besar untuk menyalurkan kredit.

''Dengan pemberlakuan GWM rata-rata ini, akan membantu untuk meminimalisir fluktuasi suku bunga  pasar uang jangka pendek dan memberikan fleksibilitas bagi bank dalam menjaga likuiditasnya," kata Fakhrul melalui siaran pers ke Kompas.com.

Sehingga pada akhirnya diharapkan perbankan bisa lebih aktif menyalurkan kredit sebab ketersediaan likuiditas mereka lebih fleksibel. "Untuk praktiknya, masih menunggu detail teknis dari BI," lanjut Fakhrul.

Selanjutnya, dengan lebih aktifnya perbankan dalam menyalurkan kredit, akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Menurut BI, ekonomi Indonesia pada tahun depan masih bisa bertumbuh antara 5 persen - 5,4 persen.

Estimasi ini sesuai dengan perkiraan Bahana yang sebelumnya sudah memperkirakan ekonomi akan tumbuh sebesar 5,4 persen pada 2017, seiring dengan perbaikan harga komoditas yang akan memberi dampak positif terhadap kinerja ekspor.

Sementara itu dari sisi investasi, Indonesia masih menjadi pasar yang menjanjikan bagi investor, apalagi pemerintah masih terus berupaya untuk memperbaiki iklim investasi.

Lihat saja pada pertengahan tahun ini, pemerintah sudah mengeluarkan revisi Daftar Negatif Investasi (DNI), serta kementerian perekonomian sudah memberikan rumusan baru untuk penentuan upah minimum regional. 

Ssehingga, investor sudah memiliki kepastian untuk  menghitung kenaikan upah buruh di Indonesia.

Apalagi akhir Oktober lalu, lembaga Bank Dunia menaikkan peringkat ease of doing business sebanyak 11 peringkat ke level 109 dari yang sebelumnya Indonesia berada di level 120. Hal ini menunjukkan pemerintah konsisten memperbaiki daya saing di dalam negeri.

''Saat ini rata-rata penduduk Indonesia berusia 29 tahun, dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,6 persen pertahun, data ini menjadi sweetener bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia karena ini artinya tingkat konsumsi masyarakat masih tinggi,"jelas Fakhrul.

Kompas TV Bank Dunia Optimis Dengan Ekonomi RI 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Berjuluk 'Manajer Rp 1 Miliar', Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Berjuluk "Manajer Rp 1 Miliar", Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Whats New
[POPULER MONEY] Penerbangan Garuda Terdampak Gangguan Sistem Imigrasi | Kecerdasan AI Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

[POPULER MONEY] Penerbangan Garuda Terdampak Gangguan Sistem Imigrasi | Kecerdasan AI Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Pakai Virtual Account Bank Muamalat

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Pakai Virtual Account Bank Muamalat

Spend Smart
Cara Mudah Transfer BTN ke GoPay via ATM dan Mobile Banking

Cara Mudah Transfer BTN ke GoPay via ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Penasaran Berapa Gaji Lurah PNS di DKI Jakarta?

Penasaran Berapa Gaji Lurah PNS di DKI Jakarta?

Earn Smart
Cara Daftar dan Aktivasi Bima Mobile lewat HP

Cara Daftar dan Aktivasi Bima Mobile lewat HP

Whats New
Menko Airlangga Tepis Isu Defisit APBN Lampaui 3 Persen

Menko Airlangga Tepis Isu Defisit APBN Lampaui 3 Persen

Whats New
Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Whats New
Catat, 10 Tips agar Cepat Mendapat Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Catat, 10 Tips agar Cepat Mendapat Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Work Smart
AHY Sebut Tanah Bersertifikat Punya Nilai Ekonomi Lebih Tinggi

AHY Sebut Tanah Bersertifikat Punya Nilai Ekonomi Lebih Tinggi

Whats New
Bangun Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Gelontorkan Pembiayaan Rp 1,8 Triliun ke 3 Sektor

Bangun Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Gelontorkan Pembiayaan Rp 1,8 Triliun ke 3 Sektor

Whats New
Cara Mengurus Buku Tabungan BRI Hilang dan Persyaratannya

Cara Mengurus Buku Tabungan BRI Hilang dan Persyaratannya

Whats New
Jubir Kemenperin: Jangan Korbankan Industri Tekstil demi Industri Lain

Jubir Kemenperin: Jangan Korbankan Industri Tekstil demi Industri Lain

Whats New
Asosiasi Pengusaha Berharap UMKM Tak Terdampak PHK Tokopedia

Asosiasi Pengusaha Berharap UMKM Tak Terdampak PHK Tokopedia

Whats New
Syarat Mengurus ATM Hilang dan Prosedurnya pada Setiap Bank

Syarat Mengurus ATM Hilang dan Prosedurnya pada Setiap Bank

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com