NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak ditutup dengan sedikit perubahan pada perdagangan Selasa waktu New York, Amerika Serikat (AS), atau Rabu waktu Indonesia. Perdagangan berlangsung volatil dan harga minyak pun "naik-turun" di kisaran 1 dollar AS per barel.
Hal ini disebabkan belum jelasnya hasil dari pertemuan OPEC, kartel negara produsen minyak, di Wina, pada 30 November mendatang.
Perdagangan berjangka Brent LCOc1 naik 22 sen, atau naik 0,45 persen di level 49,12 dollar AS per barel. Sementara WTI CLc1 turun 21 sen atau 0,44 persen ke level 48,03 dollar AS per barel.
"Kami tidak memiliki kejelasan mengenai 30 November dan itu hal yang sedang dicari pasar, jadi saat ini kami menuju delapan hari ketidakpastian," kata James Williams, Presiden WTRG Economics, konsultan energi, di Arkansas.
Seperti diketahui, OPEC berupaya membawa anggotanya serta Rusia, negara non-OPEC, untuk mencapai kesepakatan pemangkasan produksi minyak untuk mereduksi suplai berlebih.
Di September lalu, OPEC mengatakan mereka bertujuan untuk memangkas produksi antara 32,5 juta barel per hari sampai 33 juta barel per hari, dibanding produksi saat ini antara 33,8 juta barel per hari.
Menjelang pertemuan 30 November, sejumlah negara anggota OPEC malah mengatakan bahwa mereka seharusnya memperbesar produksi sebab sebelumnya produksi minyak mereka terkena dampak sanksi atau konflik. Negara-negara ini yakni Nigeria, Irak, Libya dan Iran.