Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Tips Mengelola Keuangan Sebelum Memulai Investasi Reksa Dana

Kompas.com - 23/11/2016, 09:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Saking banyaknya rencana masa depan yang harus disiapkan, terkadang membuat bingung, duitnya darimana… Untuk itu, bagi anda yang masih dalam tahap awal karir mulailah melatih disiplin diri dengan menyisihkan 20 persen dari penghasilan untuk masa depan.

Jika 20 persen penghasilan tidak cukup untuk semua hal yang diinginkan, fokuslah pada hal yang lebih prioritas seperti Asuransi Jiwa, DP Rumah / Apartement, Pendidikan Anak dan masa pensiun. Besaran alokasi dari gaji untuk investasi reksa dana bisa menggunakan porsi ini.

Apabila dirasakan pendapatan masih belum cukup, mengambil kursus, sekolah lanjutan, seminar, dan kegiatan yang bersifat pengembangan diri juga bisa menggunakan porsi 20 persen dari penghasilan. Hitung-hitung sebagai investasi agar penghasilan kita di masa depan bisa lebih meningkat.

30 Persen Untuk Cicilan
Dengan harga kendaraan dan properti yang semakin meningkat, memiliki hutang adalah sesuatu yang hampir tidak terhindarkan. Berhutang sebenarnya tidak menjadi masalah sepanjang digunakan untuk tujuan yang produktif seperti kendaraan untuk transportasi dan tempat tinggal. Selain itu besarannya tidak melebihi 30% dari penghasilan

Angka 30 persen tersebut biasanya juga menjadi acuan pemberian kredit di bank. Jika angka cicilan melebihi rasio tersebut, kemungkinan besar pengajuan kredit anda bisa ditolak.

40 Persen Untuk Kebutuhan
Segala kebutuhan hidup mulai dari shampoo, sabun, sikat gigi, bensin, tol, sarapan, makan siang, makan malam, langganan internet, langganan televisi kabel, hingga nonton film dan karaoke membutuhkan biaya.

Besarnya biaya ini sangat bergantung kepada masing-masing orang. Ada yang bisa hidup dengan standar UMR dan malah bisa menabung, ada yang meski sudah 20 kali UMR juga masih terjebak pada hutang karena terlalu konsumtif.

Untuk itu, salah satu angka acuan yang bisa digunakan adalah sekitar 40 persen dari penghasilan dihabiskan untuk biaya kebutuhan hidup.

Bagaimana jika ternyata dengan gaji yang sudah ada saja masih tidak cukup untuk kebutuhan hidup dan masih terlilit utang?

Langkah yang awal yang bisa dilakukan adalah mengurangi biaya hidup. Namun jika masih tidak cukup juga, berarti ini tanda dari alam agar kita bekerja lebih keras supaya mendapatkan penghasilan yang lebih baik.

Demikian artikel ini semoga bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com