Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Tips Mengelola Keuangan Sebelum Memulai Investasi Reksa Dana

Kompas.com - 23/11/2016, 09:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

KOMPAS.com - Dewasa ini, semakin banyak orang yang memahami pentingnya mengelola keuangan dan investasi reksa dana untuk mempersiapkan masa depan. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara mengelola keuangan yang baik sebelum berinvestasi di reksa dana?

Dalam investasi reksa dana, dikenal adanya prinsip sehat keuangan dahulu, investasi reksa dana kemudian. Artinya sebelum berinvestasi di reksa dana, diharapkan seseorang memiliki kondisi keuangan yang sehat.

Ciri-ciri kondisi keuangan yang sehat antara lain seperti tidak memiliki hutang Kredit Tanpa Agunan (KTA) dan kartu kredit; memiliki perlindungan asuransi yang memadai; maksimal besarnya cicilan 30 persen dari penghasilan bulanan; dan memilki dana darurat.

(Referensi : Sehat Keuangan Dahulu, Investasi Reksa Dana Kemudian)

Mengapa? Sebab investasi reksa dana mengandung risiko fluktuasi harga. Semakin agresif produk yang dipilih semakin besar pula fluktuasi harga tersebut. Dengan memiliki kondisi keuangan yang sehat, maka diharapkan investor akan lebih siap menghadapi risiko fluktuasi tersebut.

Yang dimaksud dengan “siap menghadapi risiko” adalah jangan sampai karena butuh uang mendadak, investasi yang baru berjalan setengah terpaksa harus dicairkan. Sebab untuk investasi reksa dana yang berbasis saham dalam jangka pendek, belum tentu menguntungkan.

Idealnya memang sebelum berinvestasi di reksa dana, calon investor bisa menyiapkan kondisi keuangannya dengan baik terlebih dahulu. Tapi kenyataan tidak semua investor reksa dana memiliki kondisi keuangan yang sehat.

Untuk itulah baik yang sudah menjadi investor reksa dana atau masih calon, perlu belajar cara pengelolaan keuangan yang baik. Saat ini memang tersedia sertifikasi perencanaan keuangan seperti CFP (Certified Financial Planner) atau QWP (Qualified Wealth Planner) di mana investor bisa belajar tentang perencanaan keuangan.

Biaya untuk mengikuti sertifikasi tersebut bisa mencapai jutaan hingga belasan juta karena mempelajari perencanaan keuangan secara komprehensif mulai dari pengelolaan, investasi, perpajakan dan waris. Namun bagi ingin belajar dasarnya sebelum memulai investasi reksa dana bisa menggunakan tips pengelolaan keuangan sederhana yang satu ini.

Konsep 10 – 20 – 30 – 40
Jika semua angka di atas dijumlahkan, yaitu 10 + 20 + 30 + 40, maka kita akan mendapatkan total 100. Dalam pengelolaan keuangan, tahap yang paling dasar adalah mengelola pendapatan dan pengeluaran. Besarnya pendapatan bagi yang bekerja umumnya sudah tetap, sehingga yang harus dikelola adalah pengeluaran.

Permasalahan keuangan yang utama dari masyarakat yang tinggal di perkotaan bukanlah pendapatan yang kecil. Tapi pengeluaran yang terlalu besar. Penghasilan yang besar sekalipun tidak menjamin pasti akan berkecukupan jika besar pasak daripada tiang, apalagi kalau pola hidupnya sangat konsumtif.

Untuk itu penghasilan yang diterima harus dikelola sedemikian rupa sehingga cukup untuk kebutuhan, bayar cicilan, persiapan masa depan dan juga amal kebaikan.

10 Persen Untuk Kebaikan
Berapapun gaji yang anda dapatkan, usahakanlah untuk bisa menyisihkan setidaknya 10 persen untuk berbuat kebaikan. Kebaikan tidak harus selalu dalam bentuk menyumbang ke tempat ibadah dan fakir miskin. Bisa juga dalam bentuk memberikan uang kepada orang tua atau berpartisipasi dalam program yang bermanfaat bagi masyarakat banyak seperti BPJS Kesehatan.

Dengan membayar iuran BPJS Kesehatan walaupun kita tidak menggunakannya, secara tidak langsung kita juga telah membantu masyarakat lain yang menggunakan BPJS untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

20 Persen Untuk Masa Depan
Mempersiapkan masa depan bisa sangat bervariasi, mulai dari melindungi diri dengan proteksi asuransi, mempersiapkan dana darurat, merencanakan liburan akhir tahun, mempersiapkan biaya pernikahan, Down Payment untuk rumah, biaya pendidikan anak, hingga untuk pensiun di masa tua nanti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com