Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPOC ke 12 di Bali Bahas Proyeksi Harga Minyak Sawit Global

Kompas.com - 24/11/2016, 11:29 WIB
|
EditorBambang Priyo Jatmiko

NUSA DUA, KOMPAS.com - Sekitar 2.000 pelaku bisnis dari 26 negara hadir dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) ke 12 di Nusa Dua, Bali. Salah satu yang menjadi daya tarik peserta yang hadir adalah adanya sesi khusus yang membahas tentang proyeksi harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang merujuk pada tren harga komoditas lainnya.

Dalam IPOC ke 12 yang diselenggarakan pada 23 hingga 25 November 2016 ini, sejumlah analis komoditas dari berbagai negara menyampaikan prediksinya masing-masing yang disertai dengan teori dan kajian atas faktor-faktor yang mempengaruhi harga tersebut.

"Proyeksi harga yang mengemuka dalam IPOC ini telah menjadi rujukan utama para praktisi bisnis dunia. Analisis ini akan menjadi salah satu referensi dalam proses pengambilan keputusan bisnis," kata Chairperson 12th IPOC and 2017 Price Outlook, Mona Surya di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2016).

Menurut Mona, Indonesia memang sudah seharusnya menjadi referensi dalam aspek apapun terkait industri kelapa sawit. Mengingat Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar dunia dengan produksi mencapai 33 juta ton.

Dalam pasar minyak nabati dunia, minyak sawit menjadi pemegang pangsa pasar terbesar dibandingkan minyak nabati lain yang dihasilkan oleh Amerika dan Eropa seperti minyak kedelai, bunga matahari, kanola, minyak jagung, dan lainnya.

"Terkait proyeksi harga, dari IPOC tahun-tahun sebelumnya selalu akurat, ini akan semakin memperkuat keyakinan kita bahwa Indonesia adalah kiblat minyak sawit dunia," ucap Mona yang juga menjadi Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Pusat.

Mona mengatakan, beberapa pakar komoditas yang akan menyampaikan analisis mengenai harga adalah Dorab Mistry (Godrej International Ltd), James Fry (LMC International), Siegfried Falk (Oil World), Wang Liaowei (National Grain & Oils Information Centre), dan Fadhil Hasan (GAPKI/Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) yang diharapkan mampu memberikan gambaran perkembangan industri sawit.

Selain itu, secara khusus IPOC juga mengundang para akademisi dari universitas nasional maupun internasional. Ini merupakan suatu hal yang istimewa karena untuk pertama kalinya GAPKI membuat satu sesi khusus kepada akademisi untuk memberikan pandangan dan hasil studi mereka. Para akademisi ini adalah Prof Dr Iwan Jaya Azis (Cornell University), Prof Oleg S Medvedev (Lomonosov Moscow State University), Risa Bhinekawati (Podomoro University) dan Dr Puspo Edi Giriwono (Institut Pertanian Bogor). Keempat akademisi ini akan membahas isu sawit terkait dengan sosio ekonomi dan isu kesehatan.

Sederatan pembicara ahli lainnya untuk membahas regulasi dan supply and demand adalah berasal dari kalangan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan pengusaha nasional dan internasional. Mereka adalah Musdhalifah Machmud (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI), Bayu Krisnamurthi (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit), MS Sembiring (Kehati), Rosan P Roeslani (Kadin), Joko Supriyono (GAPKI), Muhammad Usman (Atase Perdagangan Pakistan untuk Indonesia), BV. Mehta (The Solvent Extractors' Association of India) dan Metin Yurdagul (Mumsad).

IPOC merupakan wadah para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan (stakeholders), pemilik, CEO dan eksekutif, dan para pengambil kebijakan baik tingkat nasional maupun internasional, untuk bersama-sama membahas isu-isu strategis di seputar industri kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir. IPOC juga merupakan ajang bagi para pelaku usaha untuk memperluas jaringan usahanya baik melalui pameran produk, sponsorship maupun tatap muka secara langsung. Konferensi ini akan diliput oleh sekitar 60 media massa nasional dan internasional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kisah Sukses Sunandar, Berjualan Sandal Hingga Thailand bersama Shopee

Kisah Sukses Sunandar, Berjualan Sandal Hingga Thailand bersama Shopee

Smartpreneur
Lulusan UI Kalah Saing dengan Lulusan STM Saat Melamar Kerja, Pengusaha: Bukan Soal Gelar, tapi Keahlian

Lulusan UI Kalah Saing dengan Lulusan STM Saat Melamar Kerja, Pengusaha: Bukan Soal Gelar, tapi Keahlian

Whats New
Telkom Indonesia Bakal Tebar Dividen Rp 16,6 Triliun, Cek Jadwalnya

Telkom Indonesia Bakal Tebar Dividen Rp 16,6 Triliun, Cek Jadwalnya

Whats New
BPKM Dorong Investor Jerman Jadikan Indonesia Hub Pasar ASEAN

BPKM Dorong Investor Jerman Jadikan Indonesia Hub Pasar ASEAN

Whats New
Mendag Zulhas: Pengusaha Besar RI-Arab Saudi Harus Bertemu untuk Tingkatkan Perdagangan

Mendag Zulhas: Pengusaha Besar RI-Arab Saudi Harus Bertemu untuk Tingkatkan Perdagangan

Whats New
Luhut Pastikan Ekspor Pasir Laut Tidak Rusak Lingkungan

Luhut Pastikan Ekspor Pasir Laut Tidak Rusak Lingkungan

Whats New
Pesan Luhut ke Bacapres: Jangan Bicara Perubahan, Lanjutkan yang Ada

Pesan Luhut ke Bacapres: Jangan Bicara Perubahan, Lanjutkan yang Ada

Whats New
Ramai Cerita Lulusan UI Kalah Saing dengan Lulusan STM Saat Melamar Kerja

Ramai Cerita Lulusan UI Kalah Saing dengan Lulusan STM Saat Melamar Kerja

Whats New
Batas Auto Reject Bawah Saham 15 Persen Bakal Berlaku 5 Juni 2023

Batas Auto Reject Bawah Saham 15 Persen Bakal Berlaku 5 Juni 2023

Whats New
Searce Dukung Perkembangan Teknologi 'Cloud' dan IT untuk Bisnis 'Startup' RI

Searce Dukung Perkembangan Teknologi "Cloud" dan IT untuk Bisnis "Startup" RI

Whats New
Hijaukan Area Pelabuhan, Pelindo Tanam 55.000 Bibit Mangrove di Asemrowo, Surabaya

Hijaukan Area Pelabuhan, Pelindo Tanam 55.000 Bibit Mangrove di Asemrowo, Surabaya

Whats New
Beri Solusi Hiburan bagi Gen Z dan Milenial, IndiHome Hadirkan 14 Layanan VOD dalam 1 Layar

Beri Solusi Hiburan bagi Gen Z dan Milenial, IndiHome Hadirkan 14 Layanan VOD dalam 1 Layar

Whats New
IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah Sore Ini

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah Sore Ini

Whats New
Dari AI hingga 'Cloud Computing', Ini 4 'Skill' Paling Dibutuhkan Dunia Kerja Masa Depan

Dari AI hingga "Cloud Computing", Ini 4 "Skill" Paling Dibutuhkan Dunia Kerja Masa Depan

Whats New
Alfamart: Jumlah Karyawan Difabel Kami di Seluruh Indonesia Lebih dari 200 Pekerja

Alfamart: Jumlah Karyawan Difabel Kami di Seluruh Indonesia Lebih dari 200 Pekerja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+