Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Biofuel", Salah Satu Ujian untuk Kepemimpinan Trump di Bidang Energi

Kompas.com - 29/11/2016, 07:41 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Pemerintahan Presiden Obama, Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS), baru saja meneken rencana final untuk penggunaan bahan bakar terbarukan di AS pada pekan lalu.

Industri minyak (dari fosil) menghadapi kebingungan tersendiri akibat rencana yang diteken pekan lalu tersebut. Sebab, industri minyak harus menghadapi target paling agresif untuk biofuel, seiring Trump mengambilalih tampuk kepemimpinan di AS.

Program Renewable Fuel Standard (RFS) menjadi UU di masa Presiden George W Bush dan jadi kebijakan energi paling kontroversial di hingga saat ini. Kebijakan ini meminta firma energi untuk mencampur ethanol dan biodiesel ke bensin dan diesel.

Kebijakan ini didesain untuk memangkas efek gas rumah kaca, mereduksi ketergantungan AS akan impor minyak dan mendorong perekonomian pedesaan yang menyediakan hasil panen untuk bahan biofuel.

Ke depan, hal ini akan menghimpit Presiden AS terpilih Donald Trump dari dua sisi, yang saling bertentangan, yakni Big Oil dan Big Corn.

Sektor pertanian sendiri sudah melobi tingkat tertinggi biofuel di RUU yang mengatur campuran biofuel di bensin untuk kendaraan bermotor, sementara industri minyak mengatakan bahwa program ini akan menambah beban biaya bagi mereka.

Trump harus bisa menyeimbangkan antara grup perminyakan dengan pertanian. Trump sendiri sebelumnya berjanji memangkas regulasi di industri minyak, namun dia juga diingatkan untuk tetap memperhatikan biofuel, sebagai hal penting di wilayah Amerika bagian Barat yang menjadi basis pemenangan Trump pada 8 November lalu.

Sejumlah kelompok usaha perminyaakan jelas-jelas menentang program biofuel ini. Sebab, program yang disusun oleh Environmental Protection Agency (EPA) ini mencapai angka campuran biofuel tertinggi dari yang ditargetkan Kongres sejak satu dekade yang lalu.

"Rencana EPA ini benar-benar bertentangan dengan realitas pasar dan mengkonformasi satu hal lagi bahwa Kongres harus melakukan aksi secepatnya untuk memperbaiki program ini," kata said Chet Thompson, President of the American Fuel and Petrochemical Manufacturers, dalam sebuah pernyataan.

Belum jelas bagaimana pemerintahan Trump ke depan akan menghadapi dilema ini. Tim transisi Trump tidak merespon permintaan Reuters untuk mengkomentari hal ini.

Kampanye Pro-Ethanol

Sebelumnya dalam kampanyenya di daerah-daerah pertanian di AS, Trump menyatakan mendukung program biofuel ini dan akan menjaga program RFS ini tetap kuat, serta mencapai target tahunan yang ditetapkan oleh Kongres.

"Trump tidak akan mundur dari janjinya dan mengecewakan kami, kami percaya padanya," kata Annette Sweeney, salah satu mantan perwakilan negara bagian Iowa pada komite pertanian saat kampanye Trump.

"Kami bisa menunjukkan bagaimana pasar menyerap 15 miliar galon ethanol. Seharusnya ini jadi perhatian kita, menjelang 2018... tidak ada alasan untuk berfikir dua kali," lanjut Bob Dinneen, Kepala Renewable Fuels Association, menunjuk pada keberatan grup usaha perminyakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com