Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Danamon: AS Butuh China untuk Dorong Perekonomian Global

Kompas.com - 30/11/2016, 20:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala ekonom Danamon Anton Hendranata mengatakan, di antara negara-negara maju nampaknya hanya Amerika Serikat (AS), satu-satunya negara yang akan menjadi motor penggerak pemulihan global.

Akan tetapi, motor ini pun tidak dapat menggerakkan perekonomian global dengan cepat tanpa China.

Anton menjelaskan, di antara negara-negara maju nampaknya hanya AS yang ekonominya pada tahun 2017 tumbuh lebih cepat. Perkiraannya, pertumbuhan ekonomi AS akan mencapai 2,2 persen, lebih tinggi dari perkiraan tahun ini yang hanya 1,5 persen.

Jepang diperkirakan masih tumbuh stagnan, dari 0,6 persen pada 2016 menjadi 0,8 persen pada 2017.

Sementara itu Uni Eropa, China, Inggris, Jerman, dan Perancis diperkirakan masih mengalami pelemahan ekonomi.

Paska-ditinggalkan Inggris, ekonomi Uni Eropa tahun depan diperkirakan hanya mampu tumbuh 1,3 persen, lebih rendah dibandingkan estimasi tahun ini yang di level 1,7 persen.

Sedangkan Inggris lebih terpukul lagi dari 1,6 persen, diperkirakan melorot ke level 0,7 persen.

Anton menuturkan, perekonomian Jerman tahun 2017 diperkirakan hanya 1,2 persen, lebih rendah dari tahun ini yang di level 1,6 persen.

Adapun Perancis hanya akan tumbuh 1,1 persen tahun depan, lebih rendah dari tahun ini yang sebesar 1,3 persen.

“Melihat dari negara-negara maju kelihatannya hanya AS yang men-drive pertumbuhan ekonomi global. Pertanyaannya, apakah AS kuat sendirian, supaya cepat pulih?” kata Anton di Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Anton memaparkan beberapa indikator yang menunjukkan bahwa AS tidak bisa berjalan sendiri tanpa China.

Pertama dilihat dari rasio Produk Domestik Bruto (PDB) AS dibandingkan China yang terus turun dalam satu dasawarsa. Pada 2006, rasio PDB AS dibandingkan China sebesar 5,1, dan pada 2015 sebesar 1,7.

“Itu menunjukkan peranan AS di perekonomian global makin lama makin turun. Sementara kita di 2017 berharap dari AS,” ucap Anton.

Indikator kedua yakni kontribusi PDB AS dan China terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dalam sepuluh tahun, kontribusi PDB AS terhadap pertumbuhan ekonomi global turun, yakni dari 27,1 persen pada 2006 menjadi 24,4 persen pada 2015.

Di sisi lain, kontribusi PDB China terhadap pertumbuhan ekonomi global meningkat, dari 5,3 persen pada 2006 menjadi 14,8 persen pada 2015.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com