Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Bisnis "Food Truck" Tak Butuh Modal Besar!

Kompas.com - 01/12/2016, 10:01 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

KOMPAS.com- Beberapa tahun belakangan food truck (truk kuliner) mulai berkembang di kota-kota besar di Indonesia, terutama di Jakarta. Bisnis ini memang ditengarai mampu menghasilkan omzet yang cukup menggiurkan.

"Per hari (omzet) rata-rata masih di bawah Rp 5 juta, tapi kalau sedang ada event bisa di atas Rp 5 juta," ujar Anglia Auwines, pemilik Jakarta Food Truck, seperti dikutip Kompas.com, Senin (2/3/2015).

Meski lumayan menguntungkan, modal yang dibutuhkan untuk membuka bisnis ini ternyata tidaklah sedikit. Pengalaman Supervisor The Roffie Food Truck, Endang Nugraha, menunjukkan, modal untuk membuat food truck mencapai sekitar Rp 560 juta.

"Habis kira-kira Rp 130 juta untuk (beli) mobil dan Rp 430 juta buat karoseri (modifikasi mobil)," ucap Endang, dilansir dari sumber sama.

Modifikasi dilakukan pada bagian bodi luar dan interior mobil. Sisi samping mobil, misalnya, diberi jendela besar. Pelanggan pun dapat melihat ke dalam dapur dari jendela tersebut dan menyaksikan proses pembuatan makanan.

Di atas jendela itu biasanya juga dipasang semacam atap atau kanopi agar pembeli tidak kepanasan. Sementara itu, bagian dalam kendaraan dipasangi peralatan dapur. Perlengkapan ini umumnya disesuaikan dengan jenis makanan yang dijual.

Otomania/Setyo Adi Arena food truck di IIMS 2016

Tak hanya modifikasi kendaraan, hal lain yang perlu diperhitungkan adalah pengeluaran operasional. Menurut pemilik majalah Mobile Cuisine, Richard Myrick, biaya operasional food truck sebenarnya hampir sama seperti restoran.

"Pemilik food truck perlu menyiapkan dana untuk membeli bahan makanan atau minuman, serta menggaji karyawan," ujar Myrick, seperti dikutip mobilecuisine.com, Minggu (4/10/2015).

Namun, lanjut Myrick, pemilik food truck perlu menyediakan uang untuk bensin dan perawatan mobil, karena "mobil kedai" ini selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Metode penjualan ini berbeda dengan restoran yang memiliki tempat tetap.

Menyesuaikan kantong

Sebenarnya, modal bisnis food truck bisa disesuaikan dengan keadaan “kantong”. Salah satu bentuk pengurangan modal yang bisa dilakukan adalah memilih kendaraan berukuran lebih kecil, seperti mobil pikap.

Harga mobil pikap umumnya berkisar antara Rp 90 juta-Rp 100 juta. Mobil ini cocok untuk usaha kuliner yang menggunakan peralatan produksi tidak terlalu banyak seperti bisnis kopi, kebab, atau crepes.

Bicara modifikasi, biaya untuk merancang mobil pikap juga lebih "ramah" di kantong. Menurut Managing Director Delimajaya Carroserie Industry, Winston Wiyanta, seperti dilansir dari peluangusaha.kontan.co.id pada Rabu (6/5/2015), modifikasi mobil pikap ukuran kecil biasanya dikenakan harga antara Rp 225 juta-Rp 325 juta.

Febri Ardani/KompasOtomotif Pikap Daihatsu Hi-Max dibuat dengan konsep cafe

Tak hanya dalam segi biaya, mobil pikap juga memiliki keuntungan lain. Mobil ini lincah melewati jalan-jalan kecil karena berukuran mungil.

Selain itu, mobil pikap biasanya memiliki jangkauan putar yang efisien sehingga tidak mengalami kesulitan ketika harus belok atau memutar. Mobil pikap Daihatsu Hi-Max, contohnya, memiliki jangkauan putar hingga 4 meter.

"Pick up ini jagoan jalan sempit. Cocok digunakan di Indonesia," ujar Kazutoshi Sakamoto, Chief Engineer Daihatsu Motor Corporation, seperti dikutip Kompas.com, Kamis (17/11/2016).

Lebih dari itu, mobil pikap tersebut juga memiliki teknologi mesin yang masuk kategori low cost green car sehingga irit bahan bakar. Setiap liter pemakaian bensinnya dapat menempuh jarak 13,5 kilometer.

Karena ukuran mobil pikap yang langsing, ditambah dengan iritnya bahan bakar, mobilitas food truck dapat menjadi lebih luas dan fleksibel. Peluang mendapat untung pun menjadi semakin besar.

Nah, selagi tren food truck masih berkembang di Indonesia, sebaiknya mulai rencanakan bisnis dengan matang dan persiapkan modal sesuai kondisi “kantong”. Berani mencoba?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com