Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Industri Berau Didorong Jadi Zona Hijau Pengembangan Sawit

Kompas.com - 05/12/2016, 19:14 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Industri Berau di Kalimantan Timur siap menjadi zona ekonomi hijau untuk pengembangan minyak kelapa sawit atau palm oil green economic zone (POGEZ).

Pembangunan POGEZ merupakan inisiatif Pemerintah Indonesia dan Malaysia melalui pembentukan lembaga persatuan negara penghasil minyak kelapa sawit atau Council Palm Oil Producing Countries (CPOPC).

“Selain di Kawasan Industri Dumai, Riau, kami juga menginginkan POGEZ ada di Kalimantan Timur. Nah, Kawasan Industri Berau sudah siap karena didukung dengan ketersediaan fasilitas dan infrastruktur yang memadai,” ungkap Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto usai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu dengan Direktur Utama PT Berau Nusantara Kawasan Industri, Rauf Purnama di Jakarta, Senin (5/12/2016).

Menurut Panggah, Kawasan Industri Berau yang berdiri di atas lahan seluas 3.400 hektar ini telah memiliki pelabuhan, ketersediaan air, listrik, serta industri pulp dan kertas yang sudah beroperasi.

“Diharapkan, produk industri hilir yang dihasilkan dari kawasan tersebut dapat memenuhi standard sustainability yang bersertifikat internasional sehingga menciptakan keuntungan berupa preferensi area pemasaran, premium selling price, hingga fasilitas atau kemudahan tertentu lainnya,” paparnya.

Sementara itu, Menperin Airlangga menjelaskan, pemerintah Indonesia dan Malaysia berkomitmen mendorong pengembangan industri olahan kelapa sawit yang mampu meningkatkan nilai tambah produk dan ramah lingkungan.

“Kementerian Perindustrian telah berkomitmen meningkatkan nilai tambah produk kelapa sawit Indonesia melalui hilirisasi,” tegasnya.

Berdasarkan catatan Kemenperin, total kapasitas produksi bahan baku crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO) tahun 2015 mencapai 35,50 juta ton yang terdistribusi untuk konsumsi domestik sebesar 8,09 juta ton, ekspor produk hilir 15,15 juta ton, dan ekspor CPO 12,26 juta ton.

Sedangkan, nilai ekspor yang diciptakan mencapai 24,77 juta dollar AS dan ragam produk hilir yang dihasilkan sebanyak 146 jenis.

Mengenai pembangunan POGEZ, kata Panggah, Indonesia dan Malaysia telah mengusulkan masing-masing tiga lokasi.

Pihak Indonesia menginginkan pengembangan di Kawasan Industri Dumai, Riau, Kawasan Industri Berau, Kalimantan Timur, dan Kawasan Industri Sei Mangkei, Sumatera Utara. Sedangkan pihak Malaysia, di Lahad Datu, Bintulu, dan Tanjung Manis.

Menurut Panggah, kedua negara juga akan mengajak negara lain selaku penghasil minyak kelapa sawit untuk masuk dalam CPOPC.

Dengan masuknya negara-negara tersebut, diharapkan berdampak positif bagi pengembangan komoditi CPO di dunia.

“Beberapa negara pengembang minyak sawit yang akan ikut bergabung, antara lain Brazil, Nigeria, Pantai Gading dan Thailand,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com