Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benih Tanaman Impor Berbahaya dan Berpenyakit, Ini Cara Menghindarinya

Kompas.com - 14/12/2016, 06:51 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Benih tanaman impor ternyata bisa mengandung penyakit berbahaya yang bisa merugikan petani bila menanamnya. Selain itu, hama penyakit dalam benih impor bersifat baru dan sukar ditanggulangi.

Apa solusinya?

Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan, ada cara yang bisa digunakan pemerintah agar Indonesia terbebas dari benih tanaman impor berbahaya.

Menurutnya, cara terbaik ialah memanfaatkan potensi di dalam negeri dengan melibatkan petani, akademisi hingga peneliti pertanian di Indonesia.

“Dengan mengutamakan benih dari petani maka kita bisa terhindar dari risiko ledakan (outbreak) hama penyakit. Selain itu, dengan berdaulat benih maka kita mendorong tumbuhnya ekonomi di tingkat petani," ujar dia melalui keterangan resmi kepada Kompas.com, Selasa (13/12/2016).

Menurutnya, maraknya penyakit baru yang masuk lewat benih harusnya menyadarkan Indonesia untuk segera mewujudkan kedaulatan petani atas benih.

Said menuturkan, maraknya impor benih, terutama padi, dari 2006 hingga hari ini terutama terkait program peningkatan produksi pangan nasional dapat menjadi ancaman serius bagi pencapaian kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

"Masuknya penyakit baru belum tentu disiapkan penanganannya," jelasnya.

Dia mengatakan, impor benih padi kedepan masih terus akan terjadi seiring dengan kebijakan peningkatan produksi pangan nasional.

Berdasarkan catatan KRKP, China merupakan negara terbesar yang menjadi sumber impor benih. Disusul India sebagai eksportir terbesar kedua. Sementara Filipina, Amerika Serikat, Australia dan Pakistan dalam jumlah yang lebih sedikit.

Benih Lokal

Ketua Umum Gerakan Petani Nusantara (GPN) Hermanu Triwidodo menyampaikan, penting bagi pemerintah untuk memperkuat benih lokal dan kelembagaan perbenihan petani.

"GPN sendiri telah berkirim surat Presiden Joko Widodo untuk ikut serta menjaga keamanan pertanian Indonesia dari ancaman hama dan penyakit yang berasal dari luar negeri dengan menghentikan impor benih padi," jelasnya.

Dia menuturkan, kekayaan dan keanekaragaman hayati padi serta rakitan varietas unggul oleh petani dan peneliti Indonesia tidak kalah produksinya dibanding yang berasal dari manca negara.

“Kita punya banyak jenis benih loka yang sudah teruji dan terbukti tahan bahkan bebas penyakit, produksinya juga cukup baik," tegasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com