JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat tergantung kondisi global, utamanya pertumbuhan negeri tirai bambu, China.
Menurut peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra PG Talattov, hal itu disebabkan tingkat ketergantungan perekonomian Indonesia terhadap China lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat dan Jepang.
Elastisitas produk domestik bruto (PDB) Indonesia terhadap China mencapai 0,11 persen, lebih tinggi dibandingkan terhadap Amerika Serikat (0,05 persen), dan Jepang (0,06 persen).
"Artinya, jika PDB China turun satu persen, maka PDB Indonesia akan turun 0,11 persen," kata Abra dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (18/12/2016).
Abra mengatakan, sayangnya dari beberapa proyeksi lembaga dunia, pertumbuhan China tahun depan diperkirakan hanya mampu di kisaran 6,2 - 6,5 persen.
Proyeksi ekonomi dunia dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menaksir ekonomi China hanya mampu tumbuh 6,2 persen di 2017.
Sementara Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi China tahun depan sebesar 6,5 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat tergantung kinerja ekonomi China, karena ekspor ke sana cukup besar. Perekonomian Indonesia maju atau tidak sangat dipengaruhi oleh China," imbuh Abra.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam kurun waktu satu dasawarsa, China menduduki negara tujuan ekspor utama Indonesia dengan bobot terbanyak dibandingkan ekspor ke Amerika Serikat dan Jepang.
Pada 2005, ekspor Indonesia ke China sebanyak 18,63 juta ton. Sedangkan pada 2015 mencapai 94,18 juta ton.
Adapun ekspor Indonesia ke Amerika Serikat pada 2005 tercatat sebanyak 7,16 juta ton, dan pada 2015 stagnan di 7,20 juta ton.
Sementara itu ekspor Indonesia ke Jepang pada 2005 sebesar 59,52 juta ton, dan malah turun di 2015 menjadi 47,77 juta ton.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.