Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tanggapan Dirut BRI Terkait Peluncuran Uang NKRI Baru

Kompas.com - 19/12/2016, 16:15 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) meluncukan uang NKRI baru dengan menampilkan 12 pahlawan nasional. Sebanyak tujuh pecahan uang rupiah kertas dan empat pecahan uang rupiah logam diluncurkan per hari ini, Senin (19/12/2016). 

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Asmawi Syam mengapresiasi langkah BI untuk meluncurkan uang baru dengan gambar pahlawan nasional yang berbeda dari sebelumnya.

Menurut dia, ini salah satu upaya menghargai pahlawan nasional. Selain itu, dia mengatakan bahwa penggantian uang baru merupakan sesuatu hal yang rutin dilakukan di suatu negara.

"Uang baru ini sangat bermanfaat untuk refreshing dari fisik uangnya sendiri," ujarnya disela-sela peluncuran Kartu Railpay di Stasiun Juanda Jakarta, Senin (19/12/2016). 

"Uang baru ini memunculkan pahlawan. Ini ada apresiasi juga terhadap seni di Indonesia. Ya kita menghargai pahlawan," lanjutnya. 

Asmawi juga meyakini, Uang yang baru tersebut tidak akan bisa dipalsukan. Sebab, menurut dia uang baru tersebut dicetak dengan menggunakan teknologi yang paling baik. 

"Makin baru suatu produk, keamanannya lebih canggih karena ditemukan suatu teknologi yang lebih up to date, yang lebih modern sehingga keamanannya akan lebih baik dibandingkan yang sebelumnya. Itu rumusnya," katanya.  

(Baca: Ini Tempat untuk Penukaran Uang NKRI Desain Baru)

Uang NKRI Baru

Sekadar Informasi, tujuh pecahan uang rupiah kertas dan empat pecahan uang rupiah logam diluncurkan antara lain pecahan Rp 100.000 yang tetap menampilkan duo proklamator, Soekarno-Hatta, dan didominasi warna merah. 

Pecahan Rp 50.000 tetap didominasi warna biru. Dalam desain baru, pecahan ini menampilkan pahlawan nasional Ir Djuanda Kartawidjaja. Pada desain lama, gambar yang menghiasi pecahan ini adalah I Gusti Ngurah Rai. 

Kemudian Pecahan Rp 20.000 yang tetap didominasi warna hijau dengan menampilkan pahlawan nasional GSSJ Ratulangi. Di pecahan desain lama, pahlawan yang ditampilkan adalah Otto Iskandardinata.

Selanjutnya, Pecahan Rp 10.000 yang didominasi warna ungu ini ditampilkan dengan gambar pahlawan dari tanah Papua, Frans Kaisiepo, dan pada bagian belakang terdapat gambar Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan serta pemandangan alam Taman Nasional Wakatobi dan bunga cempaka Hutan Kasar.

Pecahan Rp 5.000 yang didominasi warna coklat ini ditampilkan dengan gambar pahlawan nasional KH Idham Chalid dan di bagian belakang uang terdapat gambar penari gambyong, pemandangan alam  Gunung Bromo, serta bunga sedap malam.

Pecahan Rp 2.000 yang didominasi warna abu-abu ini terdapat gambar pahlawan nasional Moehammad Hoesni Thamrin. Sementara itu, di bagian belakang terdapat gambar Tari Piring dari Sumatera Barat serta pemandangan alam Ngarai Sianok dan bunga jeumpa.

Dan terakhir, pecahan Rp 1.000 yang didominasi warna hijau ini terdapat gambar pahlawan wanita dari Aceh, Tjut Meutia. Di bagian belakang terdapat gambar Tari Tifa dari Papua dan Maluku Tenggara serta pemandangan alam Banda Neira dan bunga anggrek Larat.

Sementara, pada pecahan uang logam Rp 1.000, pahlawan dari Bali ditampilkan, yakni I Gusti Ketut Pudja. Adapun di pecahan Rp 500 terdapat gambar Letjen TNI TB Simatupang.

Pada pecahan Rp 200 terdapat gambar pahlawan nasional Dr Tjiptomangunkusumo, dan di Rp 100 terdapat gambar Prof Dr Herman Johannes yang juga Rektor Universitas Gadjah Mada 1961-1966.

Kompas TV Jokowi Resmikan Peluncuran Uang Rupiah Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com