Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efisiensi Krakatau Steel Akan Optimal bila Harga Gas Turun Lagi

Kompas.com - 20/12/2016, 20:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memperkirakan dapat melakukan efisiensi biaya hingga 88,7 dollar AS per ton, bilamana harga gas untuk industri bisa turun dari 7,3 dollar AS per Million British Thermal Unit (MMBTu) menjadi 5 dollar AS per MMBTu.

Pasalnya, biaya produksi baja dari 496 dollar AS per ton diperkirakan bisa turun menjadi 407,3 dollar AS per ton.

Direktur Utama Krakatau Steel Sukandar menyampaikan, saat ini perseroan hanya mendapatkan penurunan harga menjadi plus minus 6,3 dollar AS per MMBTu.

“Kalau harga gas turun menjadi 2,3 dollar AS per MMBTu, maka biaya produksi baja per ton bisa turun 12,8 dollar AS. Tetapi, kalau hanya turun satu dollar AS per MMBTu, maka biaya produksinya hanya turun 5,5 dollar AS per ton output,” kata Sukandar dalam paparan publik, di Jakarta, Selasa (20/12/2016).

Adapun estimasi efisiensi biaya hingga 88,7 dollar AS per ton itu mencakup efisiensi di tier-iv atau di output (12,8 dollar AS), biaya operasi di tier-ii dan tier-iii sebesar 65,4 dollar AS, serta biaya operasi di tier-i sebesar 10,5 dollar AS.

"Angka 88,7 dollar AS adalah angka yang signifikan dibandingkan harga baja saat ini,” kata Sukandar.

Pada bulan ini, di pasar domestik China dan Amerika Serikat, harga baja (HRC) sudah naik menjadi 575 dollar AS per ton dan 600 dollar AS per ton, setelah mencapai titik terendah pada Desember 2015.

Direktur Keuangan Krakatau Steel Tambok P Setyawati S menuturkan, gas menjadi komponen major atau mencapai 90 persen dalam biaya energi.

Adapun biaya energi terhadap struktur biaya produksi industri baja, mencapai 24 persen.

Kenaikan harga baja internasional diiringi efisiensi biaya produksi membuat emiten bursa bersandi KRAS tersebut optimistis bisa memperbaiki kinerja keuangan tahun depan.

Pada kuartal III 2016, laba kotor perseroan tercatat sebesar 138 juta dollar AS, mengalami peningkatan signifikan dibandingkan periode sama tahun lalu yang masih membukukan kerugian bersih 20,89 juta dollar AS.

Begitu juga dengan laba operasi perseroan yang tercatat sebesar 28,8 juta dollar AS, mengalami kenaikan dibandingkan periode sama tahun lalu yang masih merugi sebesar 118,34 juta dollar AS.

Perbaikan laba operasi membuat EBITDA perseroan meningkat menjadi 96,92 juta dollar AS, dari kuartal III 2015 yang minus 69,19 juta dollar AS.

Penurunan harga gas diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi.

Ignasius Jonan pun melengkapi dengan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 40 Tahun 2016 tentang Harga Gas Bumi Untuk Industri Tertentu.

Presiden meminta harga gas murah untuk sejumlah sektor bisa diterapkan untuk meningkatkan daya saing. Dengan harga gas turun, pemerintah berharap dampak ganda yang didapat jauh lebih besar.

(baca: Penurunan Harga Gas Akan Signifikan Dorong Kinerja Industri Petrokimia, Pupuk, dan Baja)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com