Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pagi Ini, Jokowi Resmikan PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 di Minahasa

Kompas.com - 27/12/2016, 06:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

TOMPASO, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada pagi ini pukul 10.00 WITA, atau pukul 09.00 WIB, dijadwalkan akan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Peresmian ini merupakan rangkaian dari kunjungan Jokowi ke Minahasa, dalam rangka menghadiri Perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional Tahun 2016 di Kabupaten Minahasa. Presiden juga dijadwalkan akan meninjau Bendungan Kuwil, di Kabupaten Minahasa Utara.

Seperti apa PLTP Lahendong unit 5 dan 6 yang akan diresmikan Jokowi pagi ini? Berikut paparan dan gambarannya.

Aprilia Ika/Kompas.com Pipa-pipa penyalur uap dari sumur geothermal di PLTP Lahendong unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Uap yang disalurkan akan menggerakkan turbin pembangkit listrik dengan kapasitas 2x20 MW.

PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 dibangun oleh anak usaha PT Pertamina di bidang panas bumi (geothermal), yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). PLTP ini berkapasitas 2x20 Megawatt (MW).

PLTP ini dibangun dengan total investasi 282,07 juta dollar AS dengan pendanaan Subsidiary Loan Agreement (SLA) dari Bank Dunia (World Bank) melalui pemerintah Indonesia.

Selama pembangunan hingga beroperasi sekitar hampir setahun yang lalu, PLTP ini sudah menyerap sekitar 1.800 tenaga kerja.

Dengan beroperasinya PLTP unit 5 dan 6 ini, maka total kapasitas PLTP Lahendong menjadi 120 MW, yang mana setara untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk sekitar 240.000 keluarga di Minahasa, Sulawesi Utara.

Listrik yang dihasilkan PLTP Lahendong unit 5 dan 6 disalurkan ke PT PLN (Persero) sebagai pelanggan utama. Sementara di PLTP Lahendong unit 1 hingga unit 4, PGE hanya menyalurkan uap saja ke PLN. Pihak PLN yang memiliki PLTP-nya, dan yang kemudian memproduksi listriknya.

PLTP Lahendong unit 5 dan 6 memiliki lima sumur geothermal yang beroperasi. "Sebenarnya PLTP ini memiliki enam sumur, tetapi satu sumur gagal saat upstream (menemukan sumber panas bumi)," kata Ali Mundakir, Direktur Operasi PGE kepada wartawan di lokasi PLTP Lahendong unit 5 dan 6, Senin (26/12/2016).

Aprilia Ika/Kompas.com Sumur-sumur panas bumi (geothermal) di PLTP Lahendong unit 5 dan 6. Ada 5 sumur yang beroperasi saat ini dari 6 sumur yang ada

Sumur-sumur geothermal tersebut menghasilkan 1.200 ton fluida per jam, yakni campuran uap dan air panas. Sumur-sumur tersebut berkedalaman 2.000 meter-3.000 meter.

Uap dan air panas kemudian dipisahkan melalui separator, sehingga hanya tinggal 300 ton uap panas saja. Uap panas ini kemudian disalurkan melalui pipa, untuk menggerakkan turbin yang kemudian disalurkan ke generator untuk menghasilkan listrik.

Aprilia Ika/Kompas.com Turbin pembangkit listrik dari uap geothermal di PLTP Lahendong unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Sementara sisa air panas sebanyak sekitar 900 ton dikembalikan ke dalam tanah, sebab nantinya air tersebut akan kembali menghasilkan uap panas. Memasukkan air panas ini dengan cara injeksi di kedalaman tiga kilometer.

Menurut Ali, air panas yang dikembalikan ke perut bumi harus memiliki suhu 20 derajad celcius. Namun, air panas hasil pemisahan dari uap panas masih bersuhu 40 derajad celcius. Oleh sebab itu, PGE membangun fasilitas pendingin air, dengan pendinginan dari udara.

Aprilia Ika/Kompas.com Fasilitas pendingin air panas di PLTP Lahendong unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Dalam fasilitas ini, air dengan panas 40 derajad didinginkan menjadi 20 derajad sebelum dikembalikan ke dalam tanah.

"Ini sebabnya PLTP merupakan pembangkit energi yang bersih, hijau, terbarukan dan berkelanjutan Emisi karbon yang bisa kami hemat mencapai 1.500 ton per tahun dibandingkan pembangkit fosil," tambah Ali.

Sinergi BUMN

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com