Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Bersih PLTP Lahendong Dukung Sektor Pariwisata Sulawesi Utara

Kompas.com - 28/12/2016, 06:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

TOMPASO, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan PLTP Lahendong unit 5 dan 6, serta PLTP Ulubelu unit 3 di Lampung, di Tompaso, Selasa (27/12/2016) pukul 10.00 WITA dalam kunjungannya ke Minahasa, Sulawesi Utara.

Peresmian ini merupakan rangkaian dari kunjungan Jokowi ke Minahasa, dalam rangka menghadiri Perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional Tahun 2016 di Kabupaten Minahasa. Presiden juga dijadwalkan akan meninjau Bendungan Kuwil, di Kabupaten Minahasa Utara.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Irfan Zainuddin memiliki pesan tersendiri seputar Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Menurut dia, tambahan listrik dari unit 5 dan 6 sebesar 2x20 Megawatt (MW) di PLTP Lahendong akan menambah pasokan listrik menjadi total 120 MW. Jumlah tersebut diharapkan dapat menopang target Sulawesi, terutama Sulawesi Utara, untuk mengembangkan sektor pariwisatanya.

Sekadar informasi, data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulawesi Utara (Sulut) menyebutkan, sejak dibukanya penerbangan langsung tujuh kota di China ke Manado pada awal Juli 2016, sebanyak 8.118 wisatawan China telah mengunjungi Sulut, sementara wisatawan Singapura sebanyak 2.774 wisatawan.

Selain kota Manado, pemerintah provinsi Sulut juga menyiapkan kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa. Di Kabupaten Minahasa inilah, PLTP Lahendong berada, memanfaatkan panas bumi (geothermal) menjadi energi listrik.

Berikut petikan wawancara dengan Irfan Zainuddin dengan wartawan dalam sebuah kesempatan kunjungan di unit 5 dan 6 pada Senin (26/12/2016), sehari sebelum peresmian oleh Jokowi.

Apa pesan bapak mengenai PLTP Lahendong unit 5 dan 6 ini bagi masyarakat Sulut?

Sulut ini adalah daerah pariwisata. Akan sangat-sangat relevan kalau energinya juga energi yang bersih yang ramah lingkungan dan energi hijau. Dan yang cukup besar dari Sulawesi Utara dari sisi sumber daya alamnya adalah panas bumi. Wilayah ini tidak memiliki resources seperti batubara.

Jadi Lahendong ini akan sangat mendukung kegiatan pariwisata dengan energi bersihnya. Kegiatan pariwisata kalau di-support dengan panas bumi akan sangat relevan dengan kegiatan pariwisata itu sendiri. Menurut saya kalau ini dihubungkan dengan pariwisata akan sangat tepat ya, bukan hanya di Sulawesi Utara.

Seberapa bersih energi panas bumi dibandingkan dengan batubara?

Sama sekali tidak ada pembakaran di sini. Kalau batubara dan yang lainnya itu kan ada pembakaran apalagi minyak bumi. Kalau ini tidak. Panas bumi untuk gerakkan turbin. Jadi sama sekali tidak ada emisi.

Emisi yang bisa kami kurangi setahun untuk unit 5 dan 6 bisa 150.000 ton per tahun. Ini sejalan dengan Paris Agreement untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen hingga 2030. Panas bumi ini adalah salah satu upaya, kami akan terus sosialisasi manfaatnya.

Apakah PLTP tidak merusak lingkungan? Bagaimana nanti jika ada demo oleh LSM lingkungan?

Justru PLTP ini ingin melestarikan lingkungan sekitar. Air yang dipompa dari sumur dikembalikan ke tanah, dan jadi bahan baku uap lagi. Inilah bentuk energi terbarukan yang berkelanjutan.

Jika LSM demo itu biasa. Kami buat kerja sama dengan Pemda Minahasa dan Dinas Pariwisata setempat untuk mengembangkan pariwisata seputar PLTP Lahendong. Nantinya PLTP Lahendong ini akan jadi salah satu destinasi wisata.

Misal, sekarang sudah berjalan festival geothermal setiap tahun. Lalu ada wisata pacuan kuda, yang mana kuda Tompaso ini terkenal kuat. Kami akan kembangkan wisata berkuda di sekitar PLTP. Nanti juga akan ada wisata pemandian air panas.

Setelah ini mau kembangkan apa?

Kami lihat dulu. Tahun depan-lah. Lahendong unit 7 tahun depan. Mungkin di akhir-akhir tahun atau kuartal IV 2017 akan kami usahakan melakukan pengeboran. Di samping listing area, kami juga akan lihat eksplorasi.

 

Kompas TV Semburan Diduga Akibat Eksplorasi Panas Bumi

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com