Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Darmin Kurang Puas dengan Jumlah Perusahaan yang IPO Tahun Ini

Kompas.com - 30/12/2016, 19:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) boleh dipuji karena menorehkan sejarah dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang tumbuh 15,32 persen dibandingkan tahun lalu.

Capaian ini menempatkan bursa Indonesia di urutan kelima tertinggi di antara bursa-bursa utama dunia serta kedua di kawasan Asia-Pasifik. Pada penutupan perdagangan tahun 2016, IHSG ditutup di level 5.296,711.

Kendati begitu, ada satu hal yang membuat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution kurang puas.

Hal itu lantaran jumlah perusahaan yang go public di bursa tahun ini hanya sebanyak 15 perusahaan.

"Tidak bagusnya adalah jumlah IPO (initial public offering). Catatan saya menunjukkan ada 15 perusahaan, dan itu terendah dalam tujuh tahun terakhir," kata Darmin dalam penutupan perdagangan bursa tahun 2016, di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (30/12/2016).

Darmin mengatakan, mestinya jumlah perusahaan yang melantai di bursa bertambah dari tahun ke tahun.

Pasalnya, kata dia ketika ekonomi berkembang, jumlah perusahaan semakin banyak sehingga perusahaan-perusahaan tersebut potensial menjadi emiten bursa.

Apalagi sambung Darmin, dengan adanya program amnesti pajak, wajib pajak badan peserta tax amnesty yang berupa perusahaan tertutup tak perlu khawatir lagi untuk menjadi perusahaan terbuka.

Sebabnya, kata dia, pembayaran pajak yang mungkin kurang benar di masa lalu sudah diampuni.

"Nah, setelah tax amnesty semestinya masalah (pajak) itu hilang. Dia tidak perlu ragu-ragu lagi. Dengan begitu mereka lebih mudah diajak go public. Diharapkan, yang IPO meningkat tahun depan," ucap mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio tidak menampik apabila jumlah perusahaan yang IPO tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Akan tetapi dia mengatakan, dana yang berhasil dihimpun dari IPO tahun ini mencapai Rp 12,11 triliun, atau sedikit lebih besar dari tahun lalu yang sekitar Rp 11,31 triliun.

Total dana yang dihimpun BEI pada tahun 2016 ini pun mencapai nilai tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapai Rp 674,39 triliun atau 247,5 juta dollar AS.

Angka tersebut selain didapat dari aktivitas IPO yang sebesar Rp 12,11 triliun, juga diperoleh dari pencatatan saham dengan rights issue sebesar Rp 61,85 triliun.

Selain itu juga diperoleh dari penerbitan waran, penerbitan emisi obligasi dan sukuk korporasi, penerbitan Exchange Traded Fund, penerbitan emisi Efek Beragun Aset (EBA), serta penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

"Tahun depan, kita harus dapat 30 IPO," lanjut Tito. Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan otoritas terus melakukan sosialisasi kepada badan usaha termasuk anak-anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar mau go public.

OJK, kata Muliaman, juga akan terus menyederhanakan dokumen dan efisiensi transaksi. "OJK tidak ada regulasi khusus untuk itu (mendorong IPO), kita akan lanjutkan sosialisasi dan komunikasinya," kata Muliaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com