Jadi, kelak pembangunan infrastruktur migasnya tidak lagi tumpang tindih. Cukup dilakukan oleh Pertamina saja, atau PGN. Dari sini saja jelas sudah akan ada penghematan biaya. Lalu, keduanya juga bisa sama-sama meningkatkan utilisasi dari aset-aset yang ada.
Dari sisi bisnis, Pertamina akan lebih baik jika berkonsentrasi pada sektor hulu migas, sementara PGN fokus pada distribusinya. Sinergi ini juga akan meningkatkan kapasitas investasi dari keduanya, Pertamina dan PGN.
Selain itu, ini yang ingin saya tekankan, sinergi keduanya juga bakal memberi banyak manfaat bagi para stakeholders, terutama konsumen gas. Saya berharap, setelah keduanya digabungkan—PGN menjadi anak usaha Pertamina dan Pertagas akan digabung ke PGN--harga gas bisa ditekan menjadi lebih murah.
Tapi ini bukan akhir, masih banyak PR untuk mengawal tahap eksekusinya, dengan disruptive mindset tentunya. Kalau ini bisa direalisasikan, tentu dampaknya bakal sangat positif. Banyak industri, yang selama ini tertekan akibat mahalnya harga gas, bakal tertolong.
Begitulah kalau Pertamina dan PGN bisa digabungkan, sinergi dari keduanya akan menciptakan daya ungkit untuk meningkatkan kinerja. Akan terjadi lompatan. Bukan saja bagi keduanya, Pertamina dan PGN, tetapi juga bagi perekonomian nasional.
Maka, jangan sampai pembentukan holding company ini kandas dan hanya tinggal angan-angan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.