Dana darurat dapat dipersiapkan di aset yang likuid seperti uang tunai, tabungan, emas dan reksa dana pasar uang.
Menyiapkan rencana dan strategi investasi
Dalam menghadapi situasi pasar yang bergejolak, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain :
• Strategi Investasi Berkala dengan melakukan pembelian reksa dana secara reguler atau dikenal dengan istilah autodebet
• Strategi Aset Alokasi dengan membagi investasi ke dalam beberapa jenis reksa dana sekaligus untuk meminimalkan risiko
• Strategi Market Timing dengan melakukan pembelian dan penjualan pada waktu tertentu untuk memaksimalkan keuntungan
Dari ketiga strategi di atas, strategi investasi berkala cocok untuk investor atau calon investor dari kalangan pekerja yang memiliki pendapatan bulanan. Dengan berinvestasi secara reguler setiap bulan, ketika harga sedang turun investor mendapatkan harga yang relatif murah.
Strategi aset alokasi dan strategi market timing lebih cocok untuk investor atau calon investor yang masuk kalangan High Net Worth Individual atau paling tidak dengan nilai investasi minimal Rp 100 juta.
Untuk strategi aset alokasi, pada dasarnya investor membeli beberapa jenis reksa dana sekaligus dan melakukan evaluasi serta rebalancing secara berkala. Kegiatan rebalancing bermanfaat agar ketika pasar naik, keuntungan dipindahkan ke reksa dana yang lebih konservatif dan ketika pasar sedang turun, dilakukan penambahan untuk reksa dana yang agresif.
Untuk strategi market timing, pada dasarnya sangat membutuhkan keahlian dalam membaca kondisi pasar. Cara ini tidak disarankan untuk investor pemula atau yang tidak memiliki pengetahuan dan informasi pasar. Dibutuhkan juga mentalitas dan disiplin untuk berani mengambil risiko dan melakukan cut loss jika memang diperlukan.
Memahami Risiko Investasi
Pada akhirnya seberapa besarpun dana darurat yang dimiliki dan seberapa rincinya rencana dan strategi investasi, perlu dipahami bahwa reksa dana adalah instrumen investasi yang memiliki risiko.
Dalam Bahasa yang lebih sederhana, dari dana yang diinvestasi tidak ada jaminan pasti akan untung dan bisa saja mengalami kerugian. Besaran potensi kerugian juga beragam, mulai beberapa persen untuk reksa dana yang konservatif hingga puluhan untuk reksa dana yang agresif.
Dengan berinvestasi pada reksa dana bukan berarti investor mau rugi, tapi setidaknya sudah siap apabila terjadi kerugian dalam jangka waktu pendek. Kesiapan untuk menghadapi kerugian baru akan terlihat dari reaksi investor ketika kerugian sudah terjadi.
Untuk itu, bagi yang merasa belum memahami akan risiko investasi, disarankan bisa memulai dengan menggunakan 10-20 persen dari dana rencana investasi terlebih dahulu selama beberapa waktu. Setelah merasakan risiko, memahami cara kerja dan merasa nyaman dengan investasi reksa dana, baru selanjutnya menggunakan keseluruhan dari dana rencana investasi.
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat bagi anda untuk memulai investasi reksa dana pada tahun ini. Selamat Tahun Baru 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.