Saat ini PG memiliki kapasitas total produksi mencapai 7,73 juta ton per tahun yang terdiri dari produksi pupuk sebesar 4,44 juta ton per tahun dan non-pupuk (amoniak, asam sulfat, asam fosfat, gypsum, dan sebagainya) sebesar 3,29 juta ton per tahun.
Sejumlah rencana pengembangan membuat kapasitas produksi PG meningkat 15,9 persen menjadi 8,96 juta ton per tahun pada tahun 2017.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu bahan baku yang dibutuhkan adalah asam sulfat.
Selama ini PG telah memanfaatkan asam sulfat hasil samping smelter PT Smelting
sebesar 980.000 ton per tahun. PT Smelting merupakan usaha patungan antara Freeport Indonesia dengan Mitsubishi Materials Corporation yang berlokasi di kawasan industri PG.
Selain itu, pasokan asam sulfat PG juga berasal dari produksi sendiri sebesar 1,17 juta ton per tahun dan impor sejumlah 82.000 ton per tahun.
Kedepan, PG berencana untuk membangun pabrik NPK Phonska V kapasitas 600.000 ton
per tahun. Rencana penambahan pabrik baru ini menjadikan kebutuhan asam sulfat PG meningkat cukup signifikan dalam beberapa tahun yang akan datang.
Oleh karena itu, jika Freeport Indonesia bisa memastikan pembangunan proyek smelternya di kawasan industri PG, maka produsen pupuk NPK lain dibawah PT Pupuk Indonesia (Persero) juga bisa memanfaatkan asam sulfat ini.
Karena selain di PG, PT Pupuk Indonesia (Persero) juga memiliki cluster pupuk NPK di Aceh, Palembang, Cikampek, dan Bontang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.