JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyampaikan, ada komitmen dari dua perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan untuk melakukan penawaran publik perdana atau initial public offering (IPO) tahun ini.
"Dia bilangnya 'Saya mau tahun ini'," kata Tito di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Kamis (5/1/2017).
Tito mengatakan, dua perusahaan tambang tersebut dimiliki oleh orang Indonesia namun menggunakan nama asing. Mereka juga sudah listed di bursa luar negeri.
"Persoalannya kalau IPO, mereka kan pakai B.V, kepemilikannya pakai PT luar negeri, nah itu harus pakai Indonesian Depository Receipts (IDR)," kata Tito.
Ketika dikonfirmasi kedua nama perusahaan adalah PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Freeport Indonesia, Tito memastikan belum ada pembicaraan dengan Freeport.
Namun dia akan meminta waktu untuk bertemu dengan Chappy Hakim, Presiden Direktur Freeport.
Akan tetapi, ia mengaku sudah ada pembicaraan informal dengan Newmont. Namun, Tito tidak bisa memastikan apakah Newmont-lah salah satu yang akan melantai di bursa tahun ini.
"Tanya dia (Arifin), jangan gua. Tetapi menurut saya pantas lah (Newmont IPO)," seloroh Tito.
(Baca: Bos BEI Minta Sri Mulyani Desak Perusahaan Tambang Melantai di Bursa)
Selain dua perusahaan ekstraktif, ada satu komitmen dari perusahaan properti yang bakal melantai di BEI tahun ini.
Tito juga menyebut, satu perusahaan Hary Tanoesoedibjo (HT) yang sudah melantai di bursa luar negeri juga akan listing di BEI.
"Ada juga satu perusahaan HT. Perusahaan teknologi informasinya itu sekarang listed di Perth, juga mau listed di sini. Tetapi harus pakai IDR," kata Tito.
(Baca: Wapres Kalla Minta Jonan Dorong Perusahaan Tambang "Go Public")