Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petrokimia Gresik Dukung Program Hilirisasi Mineral

Kompas.com - 11/01/2017, 11:21 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KOMPAS.com - PT Petrokomia Gresik (PG), anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), mendukung arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk program hilirisasi mineral.

Menurut Direktur Utama PG Nugroho Christijanto, arahan hilirisasi mineral sejalan dengan program pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional, khususnya melalui pupuk subsidi.

Oleh sebab itu, PG juga berkomitmen mendukung rencana pembangunan pabrik pengolahan mineral atau smelter PT Freeport Indonesia di kawasan industri PG.

Karena hasil samping smelter, yaitu asam sulfat, dapat dimanfaatkan oleh PG sebagai bahan baku pupuk NPK.

“Kami siap menyerap asam sulfat hasil samping smelter Freeport Indonesia. Dengan
demikian, secara tidak langsung turut berperan dalam memperkuat kedaulatan pangan
nasional,” ujar Nugroho melalui siaran pers ke Kompas.com, Rabu (11/1/2017).

Menurut dia, jika asam sulfat jika tidak diolah lebih lanjut dapat berpotensi menjadi limbah. Penangannnya cukup sulit dan bisa berdampak terhadap lingkungan.

Nugroho berpendapat bahwa rencana proyek smelter Freeport Indonesia, dengan kapasitas hasil samping asam sulfat sebesar 2 juta ton per tahun, di kawasan industri PG berpotensi untuk dapat dioptimalisasikan dan diintegrasikan dengan pabrik smelter eksisting milik PT Smelting.

Berdasarkan Perjanjian Sewa Tanah antara PG dan Freeport Indonesia pada Juni 2015, PG  bertanggungjawab atas penyediaan lahan seluas 80 hektar untuk proyek smelter Freeport Indonesia.

Keberadaan proyek smelter Freeport Indonesia juga dipastikan dapat memberikan multiplier effect seperti serapan tenaga kerja, baik ahli ataupun kasar, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), dan berbagai manfaat positif lainnya.

6 Arahan Hilirisasi Mineral

Sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan enam arahan ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Igansius Jonan saat rapat terbatas terkait hilirisasi mineral yang dipimpin oleh Presiden sendiri, Selasa (10/1/2017).

Enam arahan tersebut yakni, agar hilirisasi mineral dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,untuk peningkatan penerimaan negara, kemudian terciptanya lapangan Kerja bagi rakyat Indonesia.

Lalu, hilirisasi mineral harus memiliki dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, dan memperhatikan  iklim investasi yang kondusif.

Arahan keenam, divestasi perusahaan tambang asing harus dilaksanakan hingga mencapai 51 persen.

Dalam pembahasan hilirisasi mineral kedepan, akan dipertegas beberapa kebijakan yang akan diatur dalam Peraturan Pemerintah atau Peraturan Menteri ESDM.

Perubahan tersebut antara lain menyangkut perubahan kontrak karya menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK).

Lalu menyangkut kewajiban divestasi, perpanjangan waktu ekspor dengan kewajiban pembangungan smelter, terkait luas wilayah usaha. Juga terkait kewajiban penyerapan bijih kadar rendah di dalam negeri, serta sanksi.

“Dengan adanya ketentuan tersebut diharapkan akan mendorong percepatan pelaksanaan hilirisasi mineral sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 4 Tahun 2009. Mudahan-mudahan dalam dua hari ini selesai,” ujar Jonan, Selasa (10/1/2017).

(Baca: Presiden Gelar Rapat Bahas Relaksasi Ekspor Konsentrat)
    


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com