Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/01/2017, 21:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerbitan pemberitahuan unusual market activity (UMA) oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengalami peningkatan.

Menurut Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini, meningkatnya penerbitan UMA ini seiring dengan naiknya frekuensi, volume dan nilai transaksi perdagangan saham.

Hamdi menjelaskan, UMA ini merupakan aktivitas perdagangan atau pergerakan harga transaksi suatu efek yang tidak biasa pada suatu kurun waktu tertentu di bursa, yang menurut penilaian bursa dapat berpotensi mengganggu terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien.

Sepanjang 2016, BEI menerbitkan 128 UMA. Angka penerbitan tersebut melonjak dua kali lipat dibandingkan setahun sebelumnya yang hanya 60 penerbitan.

Sementara pada 2014, BEI menerbitkan sebanyak 92 UMA. "Kita melihatnya karena market-nya lebih aktif. Terutama di semester II 2016," kata Hamdi di Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Catatan BEI, rata-rata volume perdagangan harian terus mengalami peningkatan dari 5,48 miliar saham pada 2014, menjadi 5,92 miliar saham pada 2015, lalu melesat menjadi 7,82 miliar saham pada 2016.

Frekuensi perdagangan harian tiga tahun terakhir juga terus naik dari sebanyak 212.635 kali (2014) menjadi 221.583 kali (2015) dan 264.127 kali (2016).

Rata-rata nilai perdagangan harian pada 2014 tercatat sebanyak Rp 6 triliun, dan turun menjadi Rp 5,7 triliun pada 2015. Rata-rata nilai perdagangan harian kembali naik menjadi Rp 7,4 triliun pada 2016.

Adapun kapitalisasi pasar pada 2014 sebesar Rp 5.228 triliun, dan turun menjadi Rp 4.873 triliun pada 2015. Kapitalisasi pasar kembali naik pada tahun lalu menjadi Rp 5.754 triliun.

Meski penerbitan UMA mengalami kenaikan, Hamdi menegaskan pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

"UMA diberikan untuk meningkatkan kesadaran investor agar selalu menganalisis semua informasi yang tersedia dalam  bertransaksi saham," kata Hamdi.

Bahkan dia menambahkan, penerbitan UMA bukan hanya dilakukan kepada efek yang tadinya tidur kemudian bangun. Saham-saham yang harganya biasanya bagus, apabila terjadi penurunan yang tidak biasa juga bisa dikenakan UMA.

"Tahun lalu memang cukup banyak kita terbitkan UMA, karena harga-harga (saham) turun. Bursa juga tidak mau kalau performa emiten bagus tetapi harganya turun terus," tutur Hamdi.

BEI melakukan suspensi terhadap 55 efek pada 2016, meningkat dari tahun 2014 (29 efek), dan tahun 2015 (12 efek).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Penerbangan Langsung Jakarta-Sorong Setiap Hari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Penerbangan Langsung Jakarta-Sorong Setiap Hari, Simak Jadwalnya

Spend Smart
Sentil yang Ragukan Hilirisasi, Menteri Bahlil: Yang Bicara Itu Otaknya Keliru!

Sentil yang Ragukan Hilirisasi, Menteri Bahlil: Yang Bicara Itu Otaknya Keliru!

Whats New
Menanti Penyertaan Modal Negara untuk Pengalihan Polis Jiwasraya

Menanti Penyertaan Modal Negara untuk Pengalihan Polis Jiwasraya

Whats New
Boikot Produk Israel, Begini Dampaknya ke Indonesia

Boikot Produk Israel, Begini Dampaknya ke Indonesia

Whats New
Tuntaskan Pengalihan Polis Jiwasraya, IFG Life dapat Suntikan Dana Rp 1,45 Triliun

Tuntaskan Pengalihan Polis Jiwasraya, IFG Life dapat Suntikan Dana Rp 1,45 Triliun

Whats New
Luncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital 2030, Mendag Zulhas Yakin Ini yang Terbaik Se-ASEAN

Luncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital 2030, Mendag Zulhas Yakin Ini yang Terbaik Se-ASEAN

Whats New
Di Pelantikan Womenpreneur Hipmi, Mendag Zulhas: Perempuan Kunci Indonesia Maju

Di Pelantikan Womenpreneur Hipmi, Mendag Zulhas: Perempuan Kunci Indonesia Maju

Whats New
DAMRI Buka Rute Singkawang-Kuching Malaysia, Tarifnya Rp 300.000

DAMRI Buka Rute Singkawang-Kuching Malaysia, Tarifnya Rp 300.000

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 7 Desember di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 7 Desember di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Mengawali Pagi, IHSG dan Rupiah Melemah

Mengawali Pagi, IHSG dan Rupiah Melemah

Whats New
Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen ke Level Terendah sejak Juni 2023

Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen ke Level Terendah sejak Juni 2023

Whats New
Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 7 Desember 2023

Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 7 Desember 2023

Whats New
Malam Tahun Baru 2024, Jam Operasional LRT Palembang Diperpanjang hingga Pukul 01.00 WIB

Malam Tahun Baru 2024, Jam Operasional LRT Palembang Diperpanjang hingga Pukul 01.00 WIB

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 7 Desember 2023

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 7 Desember 2023

Spend Smart
Melihat Potensi Cuan di Balik Misi Keberlanjutan 'Green Energy'

Melihat Potensi Cuan di Balik Misi Keberlanjutan "Green Energy"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com