Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Luar Negeri Sektor Swasta Terus Melambat, Apa Artinya?

Kompas.com - 17/01/2017, 19:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Utang luar negeri Indonesia (ULN) per November 2016 tercatat tumbuh 3,6 persen secara tahunan (yoy), angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2016 sebesar 6,5 persen (yoy). Perlambatan pertumbuhan ULN tersebut disebabkan perlambatan ULN sektor publik dan penurunan ULN sektor swasta.

Dengan demikian, ULN per November 2016 tercatat sebesar 316 miliar dollar AS. ULN sektor swasta turun 3,4 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan penurunan pada bulan Oktober 2016 yang tercatat sebesar 2 persen (yoy).

Bank Indonesia (BI) pun menyatakan perkembangan ULN pada November 2016 masih cukup sehat. Akan tetapi, bank sentral tetap memantau perkembangan ULN, khususnya ULN swasta agar memberi keyakinan bahwa ULN bisa berperan optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa memicu risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi.

Nah, apa sebenarnya alasan perlambatan ULN swasta tersebut?

Kepala Mandiri Institute Moekti P Soejachmoen menjelaskan, tantangan yang sebenarnya adaah permintaan.

“Demand tahun kemarin itu lemah. Kalau (permintaan) lemah, untuk apa private sector berusaha? Kan tidak ada yang beli juga?” ujar Moekti kepada awak media di Jakarta, Selasa (17/1/2017).

Pelemahan daya beli tersebut pada akhirnya melemahkan permintaan sektor swasta terhadap pembiayaan atau utang. Oleh sebab itu, daya beli masyarakat juga perlu untuk digenjot agar produktivitas sektor swasta juga bisa terdorong.

Cara tercepat, menurut Moekti, adalah dengan cara menstumulasi sisi permintaan. Ia mencontohkan, beberapa cara adalah dengan subsidi dan transfer dana secara bersyarat.

“Begitu ada pergerakan, ekonomi demand-nya akan naik. Kalau demand meningkat, dengan sendirinya private sector akan bereaksi terhadap demand ini,” ungkap Moekti.

Moekti menuturkan, dengan lemahnya permintaan masyarakat, maka tidak ada alasan bagi sektor swasta untuk berutang guna mendorong produksi. Bagaimana tidak, ujar dia, produk yang masih tersimpan di dalam gudang masih menumpuk.

Di tahun 2017, Moekti memandang sektor swasta akan lebih bergairah dibandingkan tahun 2016. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, termasuk di dalamnya adalah keyakinan konsumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com