Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Bukti Optimisme Pertumbuhan Kredit Perbankan

Kompas.com - 23/01/2017, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Tahun 2016 bukanlah tahun yang bagus bagi pertumbuhan kredit perbankan. Sebab, jika dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan kredit bank cenderung lesu. Lesunya kredit perbankan sendiri merupakan imbas dari lambatnya pertumbuhan ekonomi.

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, hingga November 2016, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 8,5 persen secara tahunan (yoy). Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 9,8 persen (yoy).

Mengapa pertumbuhan kredit loyo di 2016? Salah satu alasannya yakni lantaran investasi swasta yang belum besar.Alasan lainnya adalah perbankan masih melakukan konsolidasi internal karena harus menaikkan cadangan untuk risiko kredit.

BI sendiri meyakini periode perlambatan pertumbuhan kredit akan segera berakhir pada 2017 ini. Target bank sentral adalah pertumbuhan kredit bisa mencapai 10 persen sampai 12 persen.

Intinya, permasalahan pertumbuhan kredit perbankan yang lesu diyakini tidak akan terjadi pada tahun ini.

Keyakinan OJK

Sama seperti BI yang optimistis, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga meyakini pertumbuhan kredit perbankan bisa tumbuh pada kisaran 9 persen hingga 11 persen pada 2017.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menuturkan, perbankan pun telah menunjukkan optimismenya bahwa pertumbuhan kredit akan membaik dan kembali menggeliat pada tahun ini.

Optimisme ini terlihat dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang disetor perbankan kepada OJK. Menurut Muliaman, sebagian besar perbankan optimistis pertumbuhan kredit pada 2017 akan lebih baik dibandingkan 2016.

Optimisme terbesar ditunjukkan oleh bank-bank besar, khususnya yang bertengger di kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV.

“Mereka optimis pertumbuhan kredit bisa di 13 persen. Bank-bank besar itu targetnya double digit semua,” ungkap Muliaman, akhir pekan lalu.

Dilihat dari sektornya, pertumbuhan kredit pada 2017 ini akan lebih banyak didorong dari sektor produktif, seperti infrastruktur, perdagangan, hingga pengolahan.

Sementara itu, pertumbuhan kredit di sektor pertambangan dipandang masih belum menggeliat.

Pendorong Kredit

Kalangan perbankan pun tidak segan menunjukkan optimisme mereka terkait prospek pertumbuhan kredit pada 2017.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo, misalnya, yakin perseroan bisa mencatatkan pertumbuhan kredit 13 persen pada tahun ini.

Sekadar informasi, pada tahun 2016 pertumbuhan kredit Bank Mandiri berada pada kisaran 10 hingga 11 persen.

"(Pertumbuhan kredit 2016) 10 persen-11 persen. Di 2017 kami optimis bisa tumbuh di 13 persen," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Asmawi Syam pun menyatakan optimisme yang serupa.

Asmawi bilang, pertumbuhan kredit perbankan secara umum maupun perseroan khususnya, akan didorong oleh beragam pembangunan infrastruktur dan dampak rentetannya, mulai dari sektor produktif hingga konsumtif.

BRI mencatatkan pertumbuhan kredit pada tahun 2016 berkisar antara 13 persen hingga 15 persen. Dengan demikian, Asmawi mengaku pertumbuhan kredit perseroan tahun ini tak berbeda jauh dengan realisasi pada tahun sebelumnya.

“Saya kira tidak akan jauh-jauh dari sekarang saja kita di 13 persen sampai 15 persen, ya mungkin 15 persen,” tutur Asmawi di Jakarta beberapa waktu lalu.

Kalangan perbankan membeberkan ada beberapa faktor diprediksi akan membantu menggenjot pertumbuhan kredit tahun ini.

Antara lain, adanya perbaikan harga komoditas, dampak pelaksanaan paket-paket kebijakan ekonomi pemerintah, serta adanya perbaikan permintaan komoditas dari luar negeri.

Selain itu, masuknya dana dari program amnesti pajak juga diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan kredit pada tahun ini.

Dengan demikian, mulai dari pihak otoritas seperti BI maupun OJK sudah menyatakan optimisme mereka terkait pertumbuhan kredit pada 2017 ini. Selain itu, perbankan pun tak kalah optimistis.

Sekarang, tinggal menunggu saja apakah kondisi perekonomian tahun ini benar-benar bisa mendukung optimisme pertumbuhan kredit atau tidak. Kita lihat saja nanti.

Kompas TV Tahun Depan, Bunga Kredit Masih Bisa Turun?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com