KOMPAS.com - Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) Donald Trump bergerak cepat merealisasikan isi pidato inaugurasinya pada 20 Januari 2017 lalu.
Setelah memecat 80 duta besar AS di semua negara tanpa ada penggantinya, kini Trump bersiap merenegosiasi perjanjian NAFTA (North American Free Trade Agreement) dengan Meksiko dan Kanada.
Masalah perbatasan dan imigran akan jadi fokus utamanya.
"Kami akan memulai renegoisasi terkaut NAFTA. Terutama pada imigrasi dan keamanan perbatasan," ujar Trump saat melantik penasihat utama Gedung Putih, Minggu (22/1/2017) waktu setempat.
Hal ini tentunya sesuai dengan janji kampanye Trump yang akan merenegosiasi NAFTA, agar lebih nyaman buat AS.
Trump bilang, dia akan segera bertemu dengan PM Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto untuk memeriksa secara saksama kesepakatan NAFTA.
Trump menyempatkan untuk memuji Presiden Pena Nieto, yang di negaranya sendiri kurang popuker akibat skandal korupsi dan naiknya inflasi.
"Presiden (Meksiko) sangat luar biasa. Saya pikir kami akan menemukan hasil terbaik untuk Meksiko, AS dan semua yang terlibat," kata Trump.
Trump enggan memberikan detil apa yang dimauinya atas Meksiko, walaupun sudah membuat sejumlah perusahaan AS menunda investasi di negara tersebut.
Sementara para kritikus Pena Nieto, mengkritik lemahnya pemerintah Meksiko mengambil langkah atas tindakan Trump menunda masuknya investasi dan mendeportasi imigran ilegal.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan