Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI: Aduan Konsumen soal Belanja "Online" Meningkat Signifikan

Kompas.com - 23/01/2017, 22:08 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan perilaku belanja masyarakat dari belanja konvensional menjadi belanja online di Indonesia memiliki beberapa permasalahan. Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, salah satu permasalahan yang saat ini sedang dihadapi masyarakat adalah belum kuatnya pengawasan terhadap e-commerce.

Berdasarkan data YLKI, e-commerce menempati peringkat ketiga dari total pengaduan sebanyak 781 pengaduan langsung dan 1.038 melalui telepon.

"Pengaduan e-commerce melonjak menjadi urutan tiga besar. Biasanya tidak pernah mencapai tiga besar, tapi tahun ini naik peringkat. Memang di negara lain e-commerce juga menjadi kendala," ujar Tulus saat konferensi pers YLKI di Kantor YLKI, Pancoran, Jakarta, Senin (23/1/2017).

Dia menjelaskan, aduan belanja online terus meningkat setiap tahunnya yang pada 2016 telah menempati posisi tiga besar padahal 2014 lalu tidak masuk dalam 10 besar aduan konsumen.

Tren pengaduan konsumen terhadap e-commerce terbagi dalam enam masalah utama, seperti barang tidak dikirim, pembatalan sepihak, proses pengembalian uang, misleading information, hingga penyelesaian sengketa.

Menurut Tulus, masalah-masalah yang sering diadukan konsumen bukanlah permasalahan dari penjual, melainkan sistem dari e-commerce.

"Yang saya lihat, permasalahan bukan dari penjual atau pada pembayaran, tapi permasalahan sistemik. Jadi dari sistem yang harus dijaga melalui regulasi," jelas Tulus.

Dengan itu, Tulus melihat, konsumen di Indonesia masih belum berdaya. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya konsumen yang mengalami masalah dan belum mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Di sisi lain, fokus pemerintah masih dinilai kurang serius menghadapi tantangan perlindungan konsumen pada era digital saat ini yang masalahnya semakin kompleks.

"Bukti masyarakat Indonesia belum berdaya adalah dari Indikator Keberdayaan Konsumen (IKK) hanya 31. Berbeda dengan Eropa yang IKK-nya mencapai 52 menandakan masyarakatnya sudah berdaya," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com