Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emiten Batubara Ini Makin Fokus Garap Bisnis Pembangkit Listrik

Kompas.com - 24/01/2017, 15:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memiliki tiga proyek pembangkit listrik yang digarap oleh perusahaan afiliasinya yakni PT Makmur Sejahtera Wisessa (MSW), PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), serta PT Tanjung Power Indonesia (TPI).

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, gencarnya perusahaan tambang batubara itu dalam membangun pembangkit listrik didasari visi memberikan nilai tambah (value added) pada komoditas batubara.

Garibaldi, atau yang akrab disapa Boy pun menceritakan ide awal ketertarikannya pada bisnis pembangkit listrik.

Boy mengatakan, setelah menamatkan studinya pada 1991 dan pulang ke Indonesia, ia mencari peluang bisnis yang bisa dikembangkan di Indonesia.

Boy mengaku, ia sempat tertarik pada bisnis minyak dan gas bumi (migas). Namun, ia berfikir bahwa migas ini akan cepat habis.

Lantas, ia mendapatkan informasi tentang prospek batubara. “Jujur waktu itu saya berfikir, waktu ambil Adaro, alasannya adalah komoditasnya ada, dan secara geografis Indonesia sangat bagus di antara negara berkembang. Singapura, Malaysia, Filipina tidak punya batubara,” kata Boy saat bincang-bincang dengan wartawan, di Jakarta, Selasa (24/1/2017).

Seiring perjalanan bisnis, Boy menyadari pasti banyak juga pihak di luar yang mencibir hanya bisa "menjual tanah air".

Ia pun berfikir untuk memberikan value added pada komoditas batubara. Saat booming briket, Boy sempat berfikir mencoba bisnis briket.

Namun, setelah dilihat prospek pasarnya kurang menjanjikan, maka pikiran itu pun urung direalisasikan.

Kemudian Boy ingat bahwa pembeli utama (buyers) Adaro di luar negeri adalah perusahaan-perusahaan pembangkit listrik.

“Yang di dalam negeri malah kurang. Makanya kami ikut masuk PLTU. Jadi, yang tadinya visi kami tambang menjadi lokomotif, berubah. Sekarang pembangkit listrik adalah lokomotif,” kata Boy.

Dengan berubah fokus pada bisnis pembangkit listrik, Boy memastikan cadangan batubara cukup untuk memenuhi seluruh pembangkit listrik yang dibangun. Artinya, kata dia, cadangan batubara tidak akan dikeruk habis-habisan dalam waktu singkat.

Boy mencontohkan, untuk pembangkit di Batang Jawa Tengah saja dengan kapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) dibutuhkan suplai batubara hingga delapan juta ton. Sedangkan untuk pembangkit di Tabalong berkapasitas 2 x 100 MW dibutuhkan pasokan batubara sampai 1 juta ton.

Apalagi setiap kontrak pembelian tenaga listrik atau PPA sifatnya jangka panjang atau selama 25 tahun.

Atas dasar itu, maka ketersediaan batubara penting bagi jaminan keberlanjutan pembangkit listrik.

“Visi kami ini pas dengan strategi besarnya pak Jokowi (mencapai elektrifikasi). Dalam lima tahun ke depan, kami berharap kalau bisa (membangun) 5.000 MW, maka lokomotif itu bisa berjalan,” kata Boy.

Saat ini Adaro Energy melalui MSW memiliki satu pembangkit listrik berkapasitas 2 x 30 MW. Sementara itu, melalui PT Adaro Power tengah menggarap proyek TPI dengan kapasitas 2 x 100 MW, dan proyek BPI dengan kapasitas 2 x 1.000 MW. Dengan demikian, total proyeknya mencapai 2.260 MW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com