Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konglomerat Tahir Memburu Bank Permata

Kompas.com - 25/01/2017, 12:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana akuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh Chairman Grup Mayapada Dato Sri Tahir bukan isapan jempol saja.

Tak hanya membeli langsung saham BNLI dari pasar, Tahir pun lewat sebuah entitas perantara, telah menawarkan pembicaraan dengan pemilik 44,56 persen saham BNLI yakni Standard Chartered (Stanchart).

Kepada Kontan, Selasa (24/1/2017), Tahir bilang, entitas perantara itu sudah mengajukan permintaan pembicaraan akuisisi saham BNLI kepada Stanchart beberapa bulan lalu. "Namun hingga kini, pihak Stanchart belum menjawab tawaran itu," tutur Tahir.

Menurut Tahir, harga saham Bank Permata saat ini hanya bernilai 0,6 kali price to book value (PBV). Harga ini sangat murah, mengingat Bank Permata punya potensi besar.

"Jika mengakuisisi bank yang kinerjanya kurang baik, saya bisa mendapat added value lebih besar, seumpama bisa memperbaiki kinerja bank tersebut," ujar pria yang menurut catatan Forbes menjadi orang terkaya ke-8 se-Indonesia dengan jumlah kekayaan 2,8 miliar dollar AS tersebut.

Sepanjang sejarah akuisisi bank di Indonesia, kata Tahir, harga akuisisi berada di kisaran 2,5 kali hingga 4,7 kali PBV. Akuisisi termahal dengan price book value/PBV 4,7 kali terjadi saat HSBC mencaplok saham PT Bank Ekonomi Raharja Tbk tahun 2009 silam.

Cetak laba bersih

Jika toh Stanchart akhirnya bersedia melepas saham Bank Permata, Tahir berkeinginan untuk meleburnya dengan PT Bank Mayapada International Tbk. Namun, langkah ini sama sekali tak terkait dengan aksi Cathay Life Insurance Co Ltd, anak usaha Cathay Financial Holding Co Ltd, yang telah resmi menjadi pemegang saham pengendali Bank Mayapada.

"Saya masih menjadi pengendali Bank Mayapada. Ada sejumlah SPV yang menjadi kendaraan saya," jelas Tahir.

Sayang, manajemen Stanchart hingga tulisan ini naik cetak belum menjawab pertanyaan Kontan terkait rencana akuisisi tersebut. Namun dalam jawaban e-mail per 16 Januari lalu, Lea Kusumawijaya, Direktur Keuangan Standard Chartered menyatakan belum bisa berkomentar.

"Mohon maaf, kami belum dapat memberikan komentar terkait hal ini," tulis Lea menjawab pertanyaan Kontan terkait rencana akuisisi Grup Mayapada yang telah menyeruak kala itu.

Berdasarkan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/1/2017), langkah Dato Sri Tahir yang telah membeli sejumlah saham Bank Permata lewat pasar sejak November 2016, disebut manajemen Bank Mayapada sebagai domain individu.

Manajemen tidak memiliki informasi dari pemegang saham, sehingga belum ada hal konkrit yang dapat disampaikan, ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mayapada Rudy Mulyono.

Dalam risetnya, Priscilla Thany dan Tjandra Lienandjaja, analis Mandiri Sekuritas memprediksi kredit bermasalah (NPL) Bank Permata tahun ini akan turun ke level 4% dari tahun 2016 yang diperkirakan sebesar 5 persen. Tahun ini juga Bank Permata diprediksi membukukan laba Rp 816 miliar, dari tahun lalu yang diperkirakan mencetak rugi bersih Rp 1,69 triliun. (Galvan Yudistira, Yuwono Triatmodjo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com