Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangunan Infrastruktur Telekomunikasi di Papua

Kompas.com - 26/01/2017, 10:51 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Membangun infrastruktur telekomunikasi di Papua membutuhkan komitmen dari semua operator telekomunikasi yang ada di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat di wilayah ini bisa merasakan layanan seluler seperti di wilayah Indonesia bagian barat.

Operator yang membangun telekomunikasi di Papua saat ini baru PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui anak usaha selulernya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Tidak heran jika Telkomsel menguasai pangsa pasar Indonesia bagian timur.

Operator yang identik dengan warna merah ini memiliki basis pelanggan di Papua dan Maluku sekitar 5,2 juta nomor, sedangkan populasi yang terjangkau adalah 4,2 juta jiwa dari total 5,8 juta jiwa.

Sementara Telkom Group memiliki 1,78 juta pelanggan seluler dengan 1.046 base transceiver station (BTS) di Jayapura. Sedangkan layanan IndiHome di Papua ada 7.155 pelanggan dimana 2.805 pelanggan diantaranya di Jayapura.

Untuk sambungan telepon tetap ada sekitar sekitar 28.000 satuan sambungan. Sementara per Desember 2016, jumlah populasi penduduk Papua sekitar 3,2 juta jiwa.
 
VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, pembangunan infrastruktur merupakan kewajiban bagi telco company (Telco) seperti Telkom Group.

Menurut dia, saat ini bukan saatnya Telco mengandalkan alat produksi dan teknologi terdahulu sebagai pendorong utama arus pemasukan.

"Kami terus lakukan transformasi infrastruktur untuk memberikan customer experience terbaik dan mendorong digital business," ungkap Arif melalui keterangannya, Kamis (26/1/2017).

Dia mengungkapkan, pada 2016 beberapa pekerjaan besar dan penting telah diselesaikan Telkom terkait dukungan untuk tulang punggung pita lebar yang melayani Nusantara, bahkan lintas negara.

Tercatat, selesainya proyek SEA-ME-WE 5, jaringan kabel optik bawah laut dari Dumai ke Marseille Perancis melalui Asia Tenggara dan Timur Tengah yang akan membawa Indonesia menjadi pusat traffic-hub dunia.

Ada lagi, jaringan kabel optik bawah laut Makasar, Kendari, Maumere sepanjang 1.700 Km yang merupakan fase terakhir bagian dari pembangunan Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS).

"Total kami bangun jaringan tulang punggung 106.000 Km lebih atau 2,5 kali keliling bumi. kalau di level akses, Telkomsel punya 130.000 BTS, jaringan serat optik ke rumah sebanyak 16 juta homepass, dan lima juta diantaranya dibangun di 2016," paparnya.  

Sedangkan pada 2017 Telkom Group tetap ekspansif membangun jaringan tulang punggung. Yakni dengan meluncurkan Satelit Telkom 3S tak lama lagi, menyelesaikan kabel laut SEA-US sepanjang 14.000 Km lebih, dan membangun 19 jaringan tulang punggung optik di 19 kabupaten.

Salah satu prioritas adalah membangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Manokwari-Jayapura sebagai jaringan cadangan bagi SMPCS yang sering terputus atau mengalami gangguan karena faktor alam.

"Kami sangat senang kalau ada operator lain mau menemani Telkom menyediakan jaringan tulang punggung di Indonesia bagian Timur ini, agar ada pilihan dan sama-sama membangun anak bangsa," kata dia.

Network Sharing

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com