Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan "Digital Banking", BNI Bakal Akuisisi "Start-Up"

Kompas.com - 27/01/2017, 12:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memiliki rencana pertumbuhan anorganik tahun ini, salah satunya yaitu melalui akuisisi usaha rintisan digital atau start-up company.

Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, perseroan menyiapkan dana sekitar Rp 1,5 triliun untuk mengembangkan digital banking termasuk akuisisi start-up company tersebut.

"BNI akan menekuni digital banking, dimana kami akan membutuhkan perusahaan-perusahaan teknologi yang bisa mendorong pengembangan bisnis BNI, seperti fintech (financial technology) dan start-up company," kata Rico di Jakarta, Kamis (26/1/2017).

Belum dijelaskan lebih jauh mengenai usaha rintisan digital jenis apa yang dibidik. Yang pasti kata Rico, perusahaan ini nantinya akan mem-back-up rencana BNI untuk mengarah ke digital banking.

Suntik Anak Usaha

Selain mengakuisisi start-up, tahun ini BNI akan mengucurkan Rp 2,5 triliun untuk tiga kegiatan lainnya, yakni untuk BNI Life, BNI Asset Management, serta suntikan ke BNI Securities.

Rico menjelaskan, perseroan akan mengembangkan produk asuransi umum, karena saat ini sudah ada produk asuransi jiwa di BNI Life.

BNI juga akan memperkuat modal BNI Asset Management guna mendorong fee based. '

"Kami juga akan memberatkan portfolio dalam batas aman di BNI Securities, karena ini akan berkontribusi untuk mendorong infrastruktur melalui penjaminan surat utang yang sedang marak diterbitkan," jelas Rico.

Dengan berbagai rencana di 2017 tersebut, setidaknya BNI akan mengeluarkan dana Rp 4 triliun.

Sementara itu, dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Direktur Treasury BNI Panji Irawan mengatakan, tahun ini perseroan akan menerbitkan surat utang sebesar Rp 10 triliun, serta negotiable certificate deposit (NCD) sebesar Rp 3 triliun.

Rencananya, penerbitan NCD akan dilakukan pada kuartal II 2017. Adapun surat utang tidak akan diterbitkan dalam bentuk valuta asing, tetapi dalam bentuk rupiah.

"Alasannya, pertama pricing jauh lebih bagus. Dan kami bisa menghemat biaya funding dalam dollar AS," ujar Panji.

Kompas TV Rasio Kredit Bermasalah BNI Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com