Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham BUMI Diprediksi Bakal Terus Melaju

Kompas.com - 27/01/2017, 17:39 WIB
Estu Suryowati,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan saham-saham yang terafiliasi dengan grup Bakrie mulai bergerak aktif. Salah satu yang bahkan menjadi penggerak indeks bursa adalah saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Dalam empat bulan, harga saham emiten produsen batubara tersebut naik sembilan kali lipat dari Rp 50 per lembar menjadi di atas Rp 470 per lembar pada penutupan perdagangan kemarin Kamis (26/1/2017).

Sejumlah analis pasar memperkirakan akan terjadi tren kenaikan harga saham BUMI. Ada beberapa sentimen positif yang masih menjadi daya dorong kenaikan harga saham BUMI ke depan.

Pertama, dengan adanya kesepakatan restrukturisasi dengan kreditur, maka tahun ini ada harapan saving 250 juta dollar AS dari interest payment. Sehingga, nantinya dana itu dapat masuk ke bottom line alias laba bersih BUMI.

Kedua, tahun ini produksi BUMI diperkirakan mencapai 100 juta metrik ton (MT), naik dari produksi 2016 sebanyak 80 juta MT. Kenaikan produksi diyakini akan memberikan tambahan penerimaan BUMI. Ketiga, harga acuan rata-rata batubara tahun ini diprediksikan lebih baik ketimbang 2016.

"Nah, dari ketiga alasan itu, diperkirakan akan ada perbaikan kinerja di tahun 2017 ini," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (27/1/2017).

Mengenai restrukturisasi utang, sebagaimana diketahui, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah mengesahkan hasil perdamaian di kasus restrukturisasi utang BUMI dengan para krediturnya. Atas pengesahan ini pun, BUMI diharuskan tunduk dan menjalani perjanjian perdamaian yang telah disepakati.

Dikutip dari Kontan, Senin (28/11/2016) salah satu pengurus PKPU William E. Daniel dalam sidang mengatakan, klausul yang telah disepakati itu antara lain, utang BUMI akan dikonversi menjadi saham dan surat utang baru.

Penerbitan saham baru (right issue) dijadwalkan paling lambat pada 30 Juni 2017. Adapun harga saham sebagai debt to equity convertion itu pun disepakati sebesar Rp 926,16 per lembar, turun dari penawaran awal Rp 1.149.

Sejak pengesahan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat itu, saham BUMI terus naik. Bahkan kenaikannya juga diikuti oleh emiten lain yang masih terafiliasi dengan grup Bakrie antara lain PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Adapun harga batubara pada tahun ini diproyeksikan meningkat. Kenaikan harga komoditas ini sebenarnya sudah terjadi sejak paruh kedua tahun lalu.

Kenaikan signifikan terjadi pada kuartal terakhir, di mana harga batubara acuan pada Oktober 2016 sekitar 69,07 dollar AS per ton dan pada November 2016 melonjak menjadi 84,89 dollar AS per ton.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan harga batubara acuan pada Januari 2017 di level 86,23 dollar AS per ton. Bila dibandingkan Januari 2016 yang sebesar 53,2 dollar AS per ton, maka harganya sudah naik 62 persen.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio beberapa waktu lalu mengatakan, saham-saham grup Bakrie mengalami kenaikan signifikan didorong dua hal, utamanya restrukturisasi utang dan membaiknya harga komoditas seperti batubara dan CPO.

Saham BUMI yang semakin likuid hingga tercatat masuk dalam indeks LQ45 juga dinilai atraktif bagi investor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com