Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahana: Pertumbuhan Ekonomi pada 2017 Ditopang Membaiknya Ekspor

Kompas.com - 03/02/2017, 11:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bahana Securities memperkirakan pemulihan kinerja ekspor masih akan berlanjut sepanjang tahun ini. Diperkirakan harga komoditas global akan lebih baik dibandingkan harga rata-rata sepanjang 2016 sehingga mendorong ekspor.

Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian mengatakan, untuk mendorong ekspor ke depan, pemerintah perlu memberikan insentif untuk sektor manufaktur, khususnya untuk industri UKM yang berorientasi ekspor.

"Kekhawatiran atas kebijakan perlindungan dagang yang mungkin akan ditetapkan Presiden Donald Trump tidak akan signifikan memengaruhi kinerja ekspor Indonesia," terang Fakhrul melalui rilis ke Kompas.com, Jumat (3/2/2017).

Menurut dia, kontribusi investasi terhadap pertumbuhan Indonesia pada tahun ini diperkirakan belum akan naik karena masih ada oversupply di beberapa industri, termasuk semen dan otomotif.

Sementara itu, investasi asing di berbagai sektor masih cenderung wait and see atas penyelenggaraan pilkada yang berlangsung pada 15 Februari mendatang.

Lebih lanjut, konsumsi rumah tangga diperkirakan membaik, terlihat pada indeks konsumen terhadap pembelian barang-barang mahal, seperti properti, mobil, dan motor, sudah kembali ke level optimis dari periode tahun lalu yang selalu pesimis.

Dengan data-data tersebut, Bahana memperkirakan PDB Indonesia akan tumbuh sekitar 5,3 persen sepanjang 2017, lebih optimis dari target pemerintah dalam APBN 2017 sebesar 5,1 persen.

Estimasi 2016

Bahana Securities memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2016 sekitar 5 persen secara tahunan. Kisaran tersebut terutama ditopang oleh perbaikan sisi ekspor seiring membaiknya harga komoditas di pasar global serta stabilnya konsumsi rumah tangga.

Fakhrul memperkirakan produk domestik bruto (PDB) tumbuh sekitar 4,9 persen - 5 persen pada kuartal IV 2016, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sehingga, pertumbuhan ekonomi keseluruhan di 2016 tumbuh sebesar 5 persen dibandingkan 2015.

''Membaiknya neraca perdagangan menjadi cerminan kalau kegiatan ekspor sudah berangsur pulih sejak kuartal terakhir tahun lalu, perbaikan ini mampu menutupi belanja pemerintah yang tidak sebaik ekspektasi pasar,'' ungkap Fakhrul.

Dia melanjutkan, rendahnya belanja negara pada tahun lalu karena pemerintah cenderung sangat hati-hati dalam menggunakan anggaran. "Sementara itu, kontributor konsumsi rumah tangga dan investasi masih relatif stabil," tambahnya.

Pada Desember tahun lalu neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar 0,99 miliar dollar AS. 

Sehingga untuk keseluruhan tahun lalu, total neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar 8.78 miliar dollar AS atau naik sekitar 14,5 persen dibandingkan pencapaian keseluruhan 2015, yang mencatat surplus sebesar 7,67 miliar dollar AS.

Tercatat, investasi Indonesia pada kuartal IV 2016 tumbuh sebesar 9,6 persen secara tahunan atau mencapai Rp 159,4 triliun sepanjang Oktober - Desember.

Sehingga, secara keseluruhan tahun lalu, total investasi Indonesia tumbuh sebesar 12,4 persen dibandingkan total investasi sepanjang 2015, atau mencapai Rp 612,8 triliun.

''Untuk bisa mendorong perekonomian tahun ini,belanja pemerintah perlu lebih menggenjot belanja karena sebenarnya pemerintah punya dana dari hasil tax amnesty serta dari surat hutang yang diterbitkan sepanjang tahun ini," terang Fakhrul.

Kompas TV Ketimpangan Ekonomi Indonesia Masih Tinggi


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com