KOMPAS.com — Chief Executive Officer Uber Technologies Inc Travis Kalanic keluar dari grup penasihat bisnis Presiden AS Donald Trump. Gara-garanya, tekanan dari para aktivis dan pegawainya yang menentang kebijakan baru terkait imigrasi.
Kritik dan tekanan ke Kalanic juga datang dari para sopir Uber, yang kebanyakan adalah imigran.
"Bergabung dengan grup sebenarnya bukan untuk mendukung agenda Presiden. Namun, hal itu diintepretasikan berbeda," kata Kalanic. Dia berencana untuk menghadiri rapat grup tersebut pada Jumat waktu setempat atau Sabtu waktu Indonesia.
Juru bicara Uber, Chelsea Kohler, juga telah mengonfirmasi hengkangnya Kalanic dari grup tersebut.
Kampanye media sosial sebelumnya menargetkan Uber, mendorong pengguna beralih ke rivalnya, Lyft Inc. Uber bertindak cepat untuk menyurati para pemilik akun Uber yang menghapus akun mereka dan mengatakan akan memberikan kompensasi bagi para sopir yang terkena kebijakan imigrasi.
Kalanic sendiri mengatakan bahwa dia berbicara langsung dengan Trump mengenai keberatannya akan kebijakan imigrasi yang baru dan bahwa isu tersebut isu untuk komunitas bersama. Dia juga mengatakan bahwa dia tidak akan bergabung dengan tim ekonomi Trump.
Sebelumnya, Trump mengeluarkan kebijakan untuk menahan masuknya imigran dari tujuh negara Muslim di dunia. Kebijakan tersebut menuai protes dari banyak pihak.
(Baca: Starbucks Tegaskan Bakal Rekrut Pengungsi dan Imigran)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.