Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia Terus Pantau Kebijakan Bank Sentral AS

Kompas.com - 03/02/2017, 21:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank sentral AS Federal Reserve dalam pertemuan Federal Open Market Comittee (FOMC) pada 2 Februari 2017 lalu memutuskan untuk menahan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).

Meski hal itu sudah diprediksi, Bank Indonesia (BI) tetap mewaspadai kebijakan lanjutan yang akan diterbitkan oleh The Fed. Gubernur BI Agus DW Martowardojo menuturkan, dalam paparan hasil pertemuan FOMC, The Fed secara tersirat memperlihatkan posisi untuk tidak terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.

Pun The Fed memberi sinyal bakal dua kali menaikkan FFR tahun ini. "Posisinya tidak terlalu ingin agresif menaikkan suku bunga. Sebelumnya dikatakan rencananya tiga kali menaikkan suku bunga, sekarang dua kali, itu yang kami pehatikan," kata Agus di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (3/2/2017).

Agus menuturkan, saat ini perekonomian AS bila dilihat dari konsumsi dan investasi non residensial sudah menunjukkan kondisi yang baik. Selain itu, angka inflasi di AS juga sudah mengarah ke target jangka panjang dan angka pengangguran juga turun.

Menurut Agus, bank sentral memonitor dan mewaspadai perkembangan perekonomian di AS dan kebijakan The Fed selanjutnya. Mantan Menteri Keuangan tersebut menuturkan, dengan kenaikan suku bunga acuan AS dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang, maka dampaknya akan terasa pula hingga ke Indonesia.

"Kami tetap mewaspadai kenaikan Fed Fund Rate ke depan. Sebab otomatis cost of borrowing (biaya untuk pinjaman dalam dollar AS) akan naik. Kita pastikan akan tetap waspada," jelas Agus.

The Fed menahan suku bunga acuan pada kisaran 0,5 hingga 0,75 persen. Adapun pada Desember 2016 lalu, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dan merupakan kenaikan kedua dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun.

Meski tidak menyesuaikan suku bunga, namun The Fed memberikan sinyal terkait tumbuhnya optimisme di kalangan dunia usaha dan konsumen. Hal ini dianggap sebagai hal yang baru disampaikan oleh The Fed dan merupakan hal yang signifikan.

"Tingkat sentimen konsumen dan bisnis telah membaik," kata The Fed. The Fed pun memiliki target inflasi sebesar 2 persen yang dianggap susah untuk dicapai dalam iklim bisnis pasca resesi, meski bank sentral menahan suku bunga tetap rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementan Buka Lowongan Kerja Jadi Pengawas Proyek, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kementan Buka Lowongan Kerja Jadi Pengawas Proyek, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Manual ke Matic, Bank Saqu Giatkan Kebiasaan Menabung melalui Fitur 'Tabungmatic' Pertama di Indonesia

Manual ke Matic, Bank Saqu Giatkan Kebiasaan Menabung melalui Fitur "Tabungmatic" Pertama di Indonesia

Whats New
Bank Saqu Ajak Nasabah Menabung dari Kembalian Transaksi QRIS

Bank Saqu Ajak Nasabah Menabung dari Kembalian Transaksi QRIS

Whats New
MedcoEnergi Tebar Dividen Rp 1,13 Triliun dari Laba 2023

MedcoEnergi Tebar Dividen Rp 1,13 Triliun dari Laba 2023

Whats New
Tarif Promo Berakhir, Ini Tarif Baru LRT Jabodebek Mulai 1 Juni 2024

Tarif Promo Berakhir, Ini Tarif Baru LRT Jabodebek Mulai 1 Juni 2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 31 Mei 2024, Harga Ikan Kembung dan Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 31 Mei 2024, Harga Ikan Kembung dan Ikan Tongkol Naik

Whats New
Ricuh soal Tapera, Wapres Ma'ruf Sebut Karena Kurang Sosialisasi

Ricuh soal Tapera, Wapres Ma'ruf Sebut Karena Kurang Sosialisasi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Apakah Program Tapera Menguntungkan bagi Bisnis Properti?

Apakah Program Tapera Menguntungkan bagi Bisnis Properti?

Whats New
Emiten Keamanan Siber ITSEC Asia Cetak Pendapatan Rp 208,76 Miliar Sepanjang 2023

Emiten Keamanan Siber ITSEC Asia Cetak Pendapatan Rp 208,76 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
MRT Jakarta Kembali Beroperasi Normal Pagi Ini

MRT Jakarta Kembali Beroperasi Normal Pagi Ini

Whats New
Wall Street Jatuh, Terseret Saham Salesforce yang Anjlok 19,7 Persen

Wall Street Jatuh, Terseret Saham Salesforce yang Anjlok 19,7 Persen

Whats New
Tak Perlu Tapera, Pekerja Bisa Dapat Pembiayaan Rumah dari BPJS Ketenagakerjaan

Tak Perlu Tapera, Pekerja Bisa Dapat Pembiayaan Rumah dari BPJS Ketenagakerjaan

Whats New
Saat Wakil Presiden Meresmikan Gedung Landmark BSI Aceh

Saat Wakil Presiden Meresmikan Gedung Landmark BSI Aceh

Whats New
Perusahaan Gas Negara Bakal Tebar Dividen Rp 3,61 Triliun

Perusahaan Gas Negara Bakal Tebar Dividen Rp 3,61 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com