Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertimbangkan 4 Hal Ini Sebelum Memilih Promo Bunga "Fixed" KPR

Kompas.com - 04/02/2017, 13:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Di awal tahun seperti ini, banyak bank yang beramai-ramai menggelar promo berbagai produk. Mulai produk Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kartu Kredit, sampai Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Maklum, di awal tahun, kebanyakan orang juga tengah sibuk berbenah dan berupaya agar resolusi mereka tahun ini bisa tercapai. Apakah resolusi membeli rumah, merenovasi rumah atau resolusi pembenahan beban utang.

Salah satu produk bank yang tengah banyak dipromosikan saat ini adalah KPR. Seiring bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang tengah melandai di kisaran 4,75 persen, banyak bank  yang menawarkan promo KPR dengan bunga fixed selama periode tertentu.

Misalnya, bunga tetap selama 2 tahun atau  3 tahun, setelah itu baru bunga KPR akan dipatok mengambang atau floating rate. Ada pula bank yang menawarkan bunga tetap disambung bunga capping (fixed and cap).

Sebagai konsumen, kebanyakan orang bakal tertarik dengan promo-promo seperti ini: KPR bunga fixed hanya 5 persen selama 2 tahun, bunga fixed 9 persenselama 5 tahun, dan lain sebagainya.

Pandangan umum yang ada saat ini, bila memilih bunga tetap, beban cicilan KPR bisa lebih pasti. Nasabah KPR tidak perlu deg-degan melihat pergerakan bunga di pasar.

Tetapi, apakah bunga fixed KPR akan membuat keseluruhan KPR Anda kelak akan lebih murah? Belum tentu.

Maka itu, sebelum memutuskan memilih promo bunga fixed KPR, lebih baik Anda memperhatikan beberapa hal berikut ini:

1.    Prediksi arah bunga

Banyak  orang langsung memilih promo bunga tetap KPR kendati masa berlaku bunga fixed itu sangat singkat yaitu 1-2 tahun saja. Hal itu tidak menjadi soal bila setelah masa bunga tetap berakhir, bunga KPR di pasar landai.

Namun, yang banyak terjadi, setelah periode bunga tetap  berakhir, bunga KPR floating rate langsung melesat bahkan sampai dua kali lipat.

Agar tidak kaget ketika periode bunga tetap berakhir, Anda perlu mendapatkan informasi jelas berapa tingkat bunga mengambang di bank tersebut ketika Anda mengambil KPR.

Dari informasi itu, Anda bisa membuat prediksi sederhana, seberapa tinggi kemungkinan floating rate bank tersebut akan naik.  

Mengutip data BI, suku bunga dasar kredit KPR di bank saat ini berkisar 7,22 persen-15,57 persen.

Suku bunga ini dipengaruhi oleh bunga acuan BI, inflasi dan tingkat supply-demand KPR di pasar. Bila tren bunga acuan diprediksi terus melandai di masa mendatang, memilih bunga mengambang bisa jadi lebih menguntungkan.

2.    Hitungan bunga

Sebelum terpikat promo KPR, pastikan Anda sudah mengetahui hitungan bunga KPR yang ditawarkan oleh bank. Bunga KPR di bank pada umumnya memakai hitungan bunga efektif, apakah itu berjenis fixed rate maupun floating rate. Penghitungan bunga efektif berarti, besar bunga dikenakan sesuai posisi saldo utang terakhir.

Dalam KPR, rasio antara bunga dan pokok utang harus berbentuk piramida terbalik. Maksudnya, semakin lama beban bunga akan mengecil seiring pokok utang yang terus berkurang. Pastikan Anda mendapatkan simulasi hitungan cicilan KPR dan bandingkan dengan tawaran KPR dari bank lain dengan skema berbeda.

3.    Biaya lain-lain

Tidak ada makan siang gratis. Prinsip itu perlu Anda ingat setiap kali menghadapi tawaran promo produk apapun, termasuk KPR bunga tetap. Sebelum memutuskan mengambil KPR bunga tetap,

Anda harus memastikan semua biaya yang harus Anda bayarkan selama kontrak cicilan KPR terungkap angkanya. Misalnya, apakah ketika masa bunga tetap berakhir, ada biaya lain yang harus Anda bayarkan selain bunga cicilan floating rate? Apakah ada penalty bila utang KPR Anda bayarkan lebih cepat sebelum kontrak berakhir?

4.    Siapkan dana cadangan

Skema bunga tetap KPR menguntungkan dari sisi psikologis, yakni kepastian beban bunga yang ditanggung oleh nasabah. Namun, supaya tidak kaget ketika masa bunga tetap berakhir, usahakan Anda melakukan persiapan dana. Bisa berupa dana darurat yang bisa Anda kumpulkan mulai sekarang.

Anda bisa menyisihkan sebagian penghasilan di produk investasi dengan imbal hasil cukup stabil seperti deposito, reksadana pasar uang atau pendapatan tetap.

Jadi, ketika kelak masa bunga tetap berakhir dan bunga mengambang berlaku, Anda punya cadangan dana mencukupi untuk membayar cicilan saat bunga ternyata melonjak tinggi.

Bila yang terjadi sebaliknya yakni bunga mengambang ternyata tidak besar, dana yang sudah Anda kumpulkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain. Misalnya, untuk mempercepat pelunasan KPR.

Kompas TV Generasi Milenial Diprediksi Tak Mampu Beli Rumah?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com