Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siapkan Insentif Fiskal bagi Industri Petrokimia

Kompas.com - 13/02/2017, 10:32 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna meningkatkan gairah industri pertokimia dalam negeri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyiapkan insentif fiskal berupa pengurangan pajak berdasarkan nilai investasi atau (tax allowance) dan tax holiday.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah juga menyiapkan pemberlakuan bea masuk safeguard apabila terjadi banjir impor produk petrokimia akibat praktik dumping dari negara asalnya.

"Tindakan ini menjadi salah satu bentuk perlindungan bagi industri dalam negeri. Kita harus bisa lebih berani, biar fair trade,” tegasnya melalui keterangan resmi, Senin (13/2/2017).

Terdekat, Menperin meminta PT Chandra Asri Petrochemical Tbk agar segera merealisasikan investasinya guna memenuhi kebutuhan bahan baku di dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor.

Rencananya, industri petrokimia terbesar dan terintegrasi di Indonesia tersebut akan menggelontorkan dana sebesar 6 miliar dollar AS atau Rp 80 triliun untuk peningkatan kapasitas produksi.

“Saat ini, kapasitas kita untuk menghasilkan cracker hanya 900 ribu ton per tahun, sedangkan Singapura 3,8 juta ton dan Thailand lima juta ton. Jadi, awalnya Chandra Asri mau selesai bangun pabriknya itu tahun 2026, tetapi kami minta tahun 2021 sudah bisa beroperasi,” kata Menperin.

Menurut Airlangga, salah satu langkah yang juga mampu mendorong percepatan pada pertumbuhan industri nasional, yakni upaya perluasan usaha dari sektor yang telah ada di Indonesia.

“Karena mereka yang existing sudah punya kapasitas, sumber daya dan mengetahui pasar,” imbuhnya.

Vice President Corporate Relations PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Suhat Miyarso menjelaskan, sebagai tahap pertama di tahun 2017, perseroan akan menanamkan investasi sebesar 150 juta dollar AS.

“Kami akan menambah kapasitas butadiene sebanyak 50 ribu ton per tahun dan polietilene 400 ribu ton per tahun,” ujarnya.

Suhat mengatakan, penambahan kapasitas produksi tersebut difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Misalnya, kebutuhan untuk ethylene tahun ini sebanyak dua juta ton per tahun, sedangkan yang baru bisa dipenuhi dari dalam negeri sebanyak 860 ribu ton atau sekitar 40 persen,” ungkapnya.

Sebagai satu-satunya produsen lokal naphtha cracker, Chandra Asri optimis bisa memasok permintaan pasar lokal. Sebab, fasilitas baru nanti diproyeksikan dapat menghasilkan sebanyak 1,8 juta ton per tahun atau dua kali lipat dari kapasitas produksi saat ini sebesar 900 ribu ton per tahun.

Sementara, kebutuhan dalam negeri sekitar 1,6 juta ton per tahun. Perusahaan yang memiliki fasilitas penunjang di Cilegon dan Serang, Banten ini menghasilkan bahan baku plastik dan kimia yang digunakan untuk produk kemasan, pipa, otomotif, elektronik, dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com