Kendati demikian, pilihan instrumen itu akan kembali kepada investor. Sebagai pemilik dana, investor mesti paham betul soal risiko yang bakal muncul atas pilihan yang sudah ditetapkan.
Prinsipnya, investasi sebaiknya diperlakukan seperti nasihat lawas soal telur dan keranjang. Dalam berinvestasi, jangan pernah menempatkan semua telur di dalam satu keranjang yang sama.
Upaya ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari risiko yang boleh jadi menimpa seseorang saat berinvestasi.
Nah, agar prinsip kehati-hatian tetap terjaga, catatan dari laman cekaja.com, portal e-commerce finansial, bisa menjadi perhatian. Situs web ini menyediakan pula beragam informasi terkait investasi.
Secara ringkas, situs web tersebut menyebutkan ada tiga hal yang mesti diperhatikan soal prinsip kehati-hatian. Pertama, pilih reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan investasi. Investor sendirilah yang paling paham apakah bakal menangguk untung jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Kedua, selalu mengecek tingkat kepercayaan khalayak terhadap perusahaan yang dipercaya mampu mengembangkan dana investor. Cara paling gampang adalah dengan mengecek apakah perusahaan incaran investasi mempunyai izin resmi dari regulator setempat.
Ketiga, mulailah dengan batas minimal investasi. Khusus bagi pemula, cara ini merupakan pembelajaran membiasakan diri siap menerima risiko jika investasi tak sesuai harapan.
Meski kerap disarankan sebagai langkah awal memulai investasi, reksa dana sekalipun tetap butuh kesabaran dan kemauan untuk terus menambah pengetahuan para investor, agar imbal hasil yang besar bukan hanya angan-angan. Karenanya, referensi yang berbobot sekaligus mudah diakses menjadi salah satu kunci pendorong keberhasilan investasi.
Berani memulai investasi biar gaji tak hanya untuk kebutuhan hari ini?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.