Asumsi Imbal Hasil Reksa Dana
Semakin konservatif reksa dana, semakin kecil risiko tapi begitu juga asumsi imbal hasilnya. Berdasarkan data historis kinerja reksa dana, bisa disimpulkan rata-rata imbal hasil untuk reksa dana adalah
Angka di atas bukan merupakan suatu jaminan pasti akan tercapai di masa mendatang. Namun setidaknya pernah tercapai di masa lalu. Ada kemungkinan pula mengalami kerugian khususnya reksa dana saham dan campuran seperti pada tahun 2008, 2013 dan 2015.
Besaran asumsi imbal hasil tersebut digunakan untuk mencari besaran nilai investasi yang dibutuhkan. Dengan menggunakan angka asumsi imbal hasil yang paling kecil, untuk bisa mencapai Rp 196.7 juta 10 tahun yang akan datang, besaran investasi yang perlu dilakukan adalah
Semakin tinggi potensi imbal hasil reksa dana, maka semakin sedikit pula jumlah dana yang dibutuhkan. Tapi ketika mengalami gejolak, kemungkinan untuk tidak mencapai target yang diharapkan juga karena adanya risiko juga semakin tinggi.
Untuk memperoleh perhitungan di atas, anda dapat menggunakan fitur kalkukator finansial yang saat ini semakin banyak disediakan oleh para agen penjual dan manajer investasi. Apabila masih kesulitan, anda bisa meminta tenaga penjual atau agen pemasar menyiapkannya untuk anda.
Kemampuan Keuangan
Setelah mengetahui tujuan dan nilai investasi yang diperlukan, maka langkah terakhir adalah mengukur kemampuan keuangan pribadi. Untuk tujuan keuangan yang tidak bisa ditunda, maka pilihan terbaik adalah mengambil reksa dana yang risikonya paling kecil.
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, diketahui untuk reksa dana pasar uang, diperlukan investasi sebesar Rp 1.26 juta per bulan supaya bisa tercapai. Apabila kita memiliki kemampuan keuangan untuk menyisihkan Rp 1.26 juta tersebut, maka sebaiknya memilih reksa dana pasar uang meskipun profil risiko kita agresif dan tujuan keuangannya masih 10 tahun lagi.
Bagaimana jika kemampuan keuangan kita tidak cukup? Misalkan investor hanya mampu menyisihkan Rp 750.000 per bulan padahal profil risikonya konservatif.
Jika kondisi ini terjadi, maka ada 2 opsi, Pertama, sebesar Rp 671 ribu per bulan diinvestasi pada reksa dana saham dan sisanya reksa dana pasar uang. Pada saat terjadi penurunan pada bursa, investasi yang dikumpulkan pada reksa dana pasar uang bisa digunakan untuk membeli lebih banyak.
Kedua, investasikan seluruhnya pada reksa dana saham namun lakukan pemantauan secara berkala. Apabila sudah tercapai sebelum tahun ke 10, misalkan tahun ke 7 atau 8 atau berkinerja sangat baik, maka bisa ditarik lebih awal dan diamankan di reksa dana pasar uang.
Jadi, dalam perencanaan pendidikan anak, kunci yang utama adalah memilih reksa dana yang sekonservatif mungkin. Jangan karena kebutuhan dananya lebih sedikit, kita memilih jenis reksa dana yang agresif.
Apabila Anda merasa diri anda memiliki profil agresif dan mampu merasa menghadapi risiko, maka tidak mengapa menggunakan reksa dana lebih agresif seperti campuran atau saham. Namun perlu dilakukan pemantauan secara berkala setidaknya 1 kali setiap tahun. Dan berinvestasilah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan.
Demikian artikel ini semoga bermanfaat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.