Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Belum Jelas, Astra Tak Lirik Saham Freeport

Kompas.com - 24/02/2017, 15:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Divestasi saham PT Freeport Indonesia menjadi salah satu permintaan yang ditagih pemerintah kepada anak perusahaan Freeport McMoran Inc itu apabila ingin melanjutkan operasinya di Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017, Freeport harus melepas saham hingga 51 persen.

Divestasi tersebut ditawarkan kepada pihak Indonesia yang terdiri dari pemerintah, pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota, BUMN/BUMD, atau badan usaha swasta nasional.

PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang memiliki lini usaha di bidang pertambangan menyatakan tidak tertarik dengan saham raksasa tambang emas dan tembaga asal Amerika Serikat itu.

Bahkan Presiden Direktur Astra Internasional Prijono Sugiarto enggan menjawab pertanyaan wartawan mengenai kemungkinan membeli saham Freeport.

"Saya tidak tahu Pak Gidion punya rencana memangnya?" jawab Prijono sekaligus melempar pertanyaan ke Direktur ASII, Gidion Hasan, di Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Sejurus kemudian, Gidion yang juga menjadi Direktur Utama PT United Tractors Tbk menyatakan tidak. "Kami (Astra Internasional) enggak tertarik beli Freeport," ucap Gidion.

Bahkan, kata dia, jajaran manajemen Astra Internasional belum terpikir untuk memulai diskusi kemungkinan ambil saham Freeport.

"Karena dari segi (status), apakah Kontrak Karya atau Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) itu sendiri masih menjadi perdebatan panjang baik dari pemerintah maupun dari Freeport sendiri," kata Gidion.

Sebagai informasi, satu dari tujuh lini bisnis Astra Internasional adalah alat berat dan pertambangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com