Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Sehat Pembagian Uang Suami dan Istri

Kompas.com - 26/02/2017, 11:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk membantu keuangan rumah tangga, biasanya seorang istri tidak akan mau hanya berdiam diri saja di rumah tanpa melakukan sesuatu. Biasanya seorang istri akan bekerja untuk membantu keuangan rumah tangga, entah itu menjadi seorang pegawai atau menjadi wirausaha dengan membuka toko kecil-kecilan di rumah.

Uang adalah hal yang sangat sensitif. Rumah tangga banyak yang gagal hanya karena kondisi keuangan yang tidak stabil. Maka dari itu dalam kehidupan rumah tangga sering dilakukan pembagian antara uang suami dan istri.

Namun selama ini kita sering mendengar bahwa uang suami adalah juga uang istri, namun uang istri hanyalah uang istri saja.

Apakah ini adil? Dalam hukum Islam, hal ini sah-sah saja. Uang istri memang hanyalah uang istri dan tidak bisa diganggu gugat oleh suami.

Termasuk mas kawin yang pernah diberikan suami kepada istri, ataupun hadiah lainnya yang pernah diberikan suami tidak bisa ia minta kembali dari istrinya.

Tentu saja hal di atas akan sangat sulit diterima oleh sang suami. Jika demikian, maka ada baiknya jika Anda beserta pasangan membicarakan hal ini terlebih dahulu sebelum menikah agar tidak terjadi kegagalan rumah tangga yang berujung pada perceraian.

Inilah beberapa tips untuk mengatur pembagian antara uang suami dan istri.

1.    Bagi Rata

Ini adalah hal pertama yang perlu dilakukan. Saat gajian tiba, hitunglah berapa jumlah pengeluaran yang akan dibayarkan setiap bulannya. Pengeluaran bulanan sudah termasuk cicilan rumah, kendaraan, pengeluaran bulanan, tabungan, dana asuransi, biaya untuk investasi, juga dana untuk pensiunan, dan lain sebagainya.

Setelah mengetahui berapa total keseluruhan, langsung dibagi dua. Hasil yang diperoleh adalah hasil yang memang harus Anda dan pasangan setorkan setiap bulannya dari total penghasilan yang diterima.

Setelah itu, simpanlah dana tersebut secara terpisah. Bisa dibuat di bank, atau dibuat dalam dompet khusus. Jangan pernah ganggu gugat uang yang telah disisihkan untuk pengeluaran ini.

2.    Bagi Berdasarkan Gaji Masing-Masing

Hal ini dilakukan dengan cara menjumlahkan berapa gaji Anda dan pasangan terlebih dahulu. Lalu hitunglah berapa persentase yang menjadi jatah Anda dan pasangan dengan cara membagi gaji masing-masing dengan total gaji yang didapatkan.

Hasil dari persentase yang didapatkan adalah yang harus Anda dan pasangan bayarkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga setiap bulannya.

Misalnya: gaji istri Rp 6.000.000 dan gaji suami Rp 9.000.000. Total gaji keduanya Rp 15.000.000.

Setelah itu, hitunglah persentasenya dengan cara membagi total gaji individu dengan total gaji suami dan istri. Maka istri (Rp 6.000.000 / Rp 15.000.000 = 40 persen) dan untuk suami (Rp 9.000.000 / Rp 15.000.000 = 60 persen).

Dengan demikian total yang peru disetorkan oleh istri adalah sebesar 40 persen dari Rp 6.000.000 = Rp 2.400.000 sedangkan untuk suami 60 persen dari Rp 9.000.000 = Rp 5.400.000.

Dengan melakukan hal yang di atas, akan semakin adil bukan? Jadi tidak perlu kebingungan lagi dan merasa sakit hati karena gajinya dipotong. Toh sudah dibagi dengan persentase yang sesuai.

3.    Pembagian Berdasarkan Kesepakatan Bersama

Selain dengan metode penghitungan persentase di atas dan dengan bagi rata, hal yang juga bisa dilakukan adalah berdasarkan kesepakatan bersama. Misalnya Anda selaku istri akan menyisihkan sebagian dari gaji Anda untuk membiayai kebutuhan dapur, dan pengeluaran rutin lainnya yang terjadi setiap bulan seperti biaya listrik, air, internet, dan telepon.

Sebaliknya sang suami membayarkan sisa dari pengeluaran yang terjadi dalam satu bulan seperti membayar cicilan rumah, kendaraan, membayar premi asuransi, membayar biaya sekolah anak, dan investasi. Hal ini disesuaikan tergantung berapa jumlah gaji yang diterima setiap bulannya.

Jika gaji yang diterima suami dua kali lipat dibandingkan dengan gaji yang diterima oleh istri, maka tidak ada salahnya jika suami mengeluarkan uang yang lebih banyak dibandingkan istri. Namun sekali lagi harus didasarkan dengan kesepakatan bersama, dan tidak boleh mengambil keputusan sepihak untuk menguntungkan diri sendiri.

Di samping itu, jangan pula lupa untuk menyisihkan sebagian dari gaji suami dan istri untuk tabungan. Karena tabungan ini akan sangat membantu jika keluarga sedang membutuhkan dana darurat.

Yang Penting Jangan Boros

Pembagian gaji secara adil ataupun sesuai kesepakatan memang wajib hukumnya untuk dilakukan agar dalam kehidupan rumah tangga tidak terjadi cekcok hanya karena masalah finansial yang berujung pada berpisahnya suami dan istri.

Perlu juga diingat, dalam kehidupan rumah tangga hindari untuk bersikap boros yang membuat keadaan finansial keluarga menjadi buruk.

Semoga dengan membaca tips pembagian gaji suami dan istri di atas dapat membantu Anda dan pasangan.

Kompas TV Gaji Rp 7 Juta Bisa Cicil Rumah dan Investasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com