Emiten berkode MNCN ini juga menjadi salah satu yang layak untuk dibeli menurut Bahana Sekuritas. Sebab, harganya murah tetapi proyeksi pendapatannya cukup tinggi.
Henry menuturkan, hubungan baik antara sang pemilik Hary Tanoesoedibjo dengan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump membuka peluang adanya gebrakan baru yang bisa dibawa ke grup MNC Media dengan perusahaan media AS.
"Bahana merekomendasikan beli untuk saham MNCN dengan target harga di 2.200 per lembar, dari posisi saat ini 1.500 per lembar," imbuh Henry.
Visi Media Asia
Emiten dengan ticker VIVA ini masih berkutat dengan utang yang belum rampung sejak 2014. Besar utangnya sekitar 200 juta dollar AS, dan timbul saat TV One dan ANTV memegang hak siaran piala dunia.
Keuntungan VIVA masih harus dipakai untuk membayar utang dan bunga yang cukup besar, sekitar 16-20 persen.
Belum lagi dengan pelemahan kurs. Henry mengatakan, salah satu yang menjadi penopang VIVA adalah keberadaan drama India yang disiarkan ANTV, karena respons penonton cukup positif.
"Tak heran kalau ANTV menayangkan drama India dari siang hingga malam hari. Padahal sebelumnya ditayangkan dari sore hingga malam hari," imbuh Henry.
Dengan masih beratnya cash flow, Bahana Sekuritas merekomendasikan 'reduce' untuk saham VIVA dengan target 230 per lembar, dari saat ini 300 per lembar.
Namun, jika perusahaan bisa melakukan refinancing utang di suku bunga yang baik, maka harga sahamnya bisa naik ke level 600 per lembar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.