Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jagung yang "Satukan" Serumpun Melayu

Kompas.com - 03/03/2017, 21:17 WIB
Josephus Primus

Penulis


KOMPAS.com -
Tak lama lagi, dua saudara sesama Melayu, Indonesia dan Malaysia bakal bersatu. Bukan negaranya, tentu saja. Kedua negara sepakat menggarap lahan pertanian di perbatasan dengan penanaman jagung.

Ihwal kerja sama ini berangkat dari pertemuan ASEAN Ministerial Meeting on Agriculture (AMAF) di Singapura setahun silam.

Kala itu, Menteri Pertanian Indonesia Andi Amran Sulaiman menginisasi pembangunan wilayah perbatasan di bidang pertanian antara Indonesia dan Malaysia. Salah satu wilayah yang bakal menjadi andalan adalah perbatasan Entikong di Kalimantan Barat.

“Kita akan tanam benih jagung dan penemuan terbaru teknologi jagung tongkol ganda Nakula Sadewa 29  (Nasa 29)”,  jelas Amran tatkala menerima kunjungan Menteri Pertanian dan Industri Azas Tani Malaysia Dato' Sri Ahmad Shabery Cheek di kantornya, Kamis (3/3/2017).

Adapun Shabery menyampaikan, negaranya ingin mempelajari keberhasilan pertanian Indonesia mencapai swasembada padi dan jagung. "Malaysia masih bergantung kepada impor jagung," tutur dia.

Sampai kini, kata Shabery, Malaysia mengimpor jagung dari Argentina dan Amerika Serikat. Rata-rata, total impor dari kedua negara itu mencapai 3 juta ton per tahun, senilai sekitar 1 miliar dollar AS. Impor jagung Malaysia untuk mencukupi kebutuhan peternakan.

Menurut rencana, penanaman perdana jagung di Entikong berlangsung pada pertengahan 2017. "Penanaman ini adalah perintah Presiden untuk membangun perbatasan bersama dengan negara-negara tetangga,” imbuh Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com